Tiga SRU secara terpisah memulai operasi pencarian sejak pukul 07.00 Wita. Namun hingga kemarin sore pukul 17.00 Wita, dua korban yang merupakan pasangan suami-istri, Wayan Suwandita (43) dan Wayan Sudiase (35) masih nihil.
Unsur SAR terlibat terdiri dari Basarnas Luwuk 6 orang, Direktorat Polairud 3 orang, Polsek Toili 15 orang, Satuan Sabhara Polres Banggai 8 orang, Koramil 1308-03/Batui 7 orang, aparat desa 4 orang, pemerintah kecamatan 2 orang dan masyarakat 96 orang.
Kapolsek Toili Iptu Candra menyatakan, pencarian hingga hari ketiga ini masih terkendala cuaca. Wilayah Toili dan sekitarnya hujan hingga mengakibatkan arus deras. “Kondisi cukup menyulitkan penacarian,” kata dia.
Meski begitu, tantangan itu tidak membuat semangat tim SAR gabungan kendor. Pihaknya bersama unsur SAR lainnya terus menyusuri bibir sungai Singkoyo—mulai dari titik korban hanyut hingga ke muara. “Semoga dua korban segera ditemukan,” ucap Candra penuh harap.
Sebelumnya, tiga warga Desa Mekar Kencana, Kecamatan Toili itu terseret arus sungai Singkoyo, Selasa (25/8) sekitar pukul 15.00 Wita. Ketiga korban itu adalah satu keluarga, terdiri dari pasangan suami-istri dan anaknya.
Dua jam setelah peristiwa naas itu, anaknya Wayan Agus (16) berhasil ditemukan. Sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat, namun nyawanya tak tertolong.
Berdasarkan keterangan saksi Komang Mertayasa (34), ketiga korban saat itu tengah menyebarang sungai Singkoyo di perbatasan Desa Tolisu dan Mekar Kencana. Namun di pertengahan sungai, pegangan anaknya Wayan Agus Pradita terlepas akibat arus sungai yang cukup deras.
Tak selang berapa lama, pegangan sang istri Wayan Sadiase dari tangan suaminya Wayan Suandita juga terlepas. Wayan Suandita langsung membuang mesin sensor yang dipikulnya lalu membuang diri demi menyelamatkan anak dan istrinya. Upaya Wayan Suandita gagal, bahkan dia ikut terseret arus. (awi)