
Zainal Abidin Alihamu

KURANG dari tiga bulan lagi rakyat Kabupaten Banggai akan menggelar pesta demokrasi. Dalam pesta lima tahunan ini, rakyat Kabupaten Banggai akan menentukan siapa yang akan memimpin daerah ini.
Dari sejumlah nama kandidat yang dipastikan ikut dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Banggai 2020, nama Zainal Abidin Alihamu cukup menarik perhatian. Selain keberaniannya menanggalkan jabatan strategis di pemerintahan, pria yang akrab disapa Ustaz Zainal ini, juga dikenal sebagai salah satu ulama tanah Babasal.
Berpasangan dengan Hj. Sulianti Murad sebagai kandidat bakal calon wakil bupati Banggai, keputusan Ustaz Zainal untuk terjun dalam dunia politik masih menyisakan tanda tanya. Apa motivasi dan tujuan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banggai ini ikut aktif dalam dunia politik?.
Dalam salah satu kesempatan, Ustaz Zainal menyampaikan motivasinya memilih terjun dalam dunia politik, serta ikut berkompetisi dalam kontestasi Pilkada yang dihitung pungut 9 Desember 2020 mendatang.
Ustaz Zainal menjelaskan, segudang kepintaran yang kita miliki, tidak akan ada artinya tanpa segenggam kekuasaan. Maka kekuasaan yang terpenting di dunia ini, ketika kita mampu menguasai hati kita.
“Alasan saya terjun dalam dunia politik, karena saya ingin menjadikan jabatan atau kekuasaan ini sebagai sarana dakwah bagi diri saya. Jadilah ulama yang intelektual, jangan jadi ulama yang hanya tahu agama,” ujarnya.
Seperti diketahui, tidak sedikit orang beranggapan bahwa ulama identik dengan dunia dakwah dan tarbiyah, memberikan mauidhah kepada umat dan mengawal moral masyarakat. Sehingga, sebagian orang menilai ulama tak sepatutnya terjun ke dunia politik praktis, di mana pernah dalam masa perjalanan bangsa ini, politik identik dengan ketidaksucian.
Namun demikian, sebagai pewaris Nabi, ulama semestinya mampu menjalankan tugas apa pun. Termasuk terjun ke dunia politik praktis dengan satu catatan penting, yakni bulatnya tekad dan sucinya niat, semata-mata demi menegakkan keadilan dan menciptakan kemakmuran bagi rakyat demi mendapatkan keridhaan Allah.
Tidak dapat dipungkiri, ulama memiliki kapasitas intelektual. Ulama adalah sosok pembelajar, yang tak pernah bosan mengkaji dan mengamalkan ilmu, serta giat mengaktifkan majelis ilmu. Dengan kata lain, ulama tak semata cerdas secara kognitif, tapi juga sangat cerdas secara emosional dan spiritual, sehingga kecerdasan intelektual yang dimiliki mampu mendorongnya berkiprah secara lebih baik, lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada diri, keluarga, kelompok, dan golongannya.
Majunya Ustaz Zainal yang merupakan salah satu ulama dalam kontestasi Pilkada Banggai, merupakan sebuah harapan sekaligus jawaban untuk perubahan Kabupaten Banggai yang lebih baik. (and)