![BERJEMUR DIATAS DEK: Harvest Star, salah satu kapal sewa di Teluk Lalong, menyeberangi Selat Peling menuju Lukpanenteng, Bulagi Utara, Banggai Kepulauan. [Foto: Haris Ladici/Luwuk Post]](https://i0.wp.com/luwukpost.id/wp-content/uploads/2020/09/LUK-PANENTENG-02.jpg?fit=935%2C500&ssl=1)
BERJEMUR DIATAS DEK: Harvest Star, salah satu kapal sewa di Teluk Lalong, menyeberangi Selat Peling menuju Lukpanenteng, Bulagi Utara, Banggai Kepulauan. [Foto: Haris Ladici/Luwuk Post]
TIGA jam kemudian, setelah keluar dari Dermaga Teluk Lalong saat matahari baru terbit, Harvest Star berlabuh di dermaga kayu Pantai Lukpanenteng, Bulagi Utara, Banggai Kepulauan.
—
TERLAMBAT satu jam dari perkiraan. Tetapi, perjalanan dengan kapal berkapasitas 27 gross ton itu sangat menyenangkan.
Kapal bermesin diesel merk Mitsubishi 120 PS, ini memang lumayan bising, tetapi tetap terasa nyaman digunakan untuk berlayar.
Kapalnya bersih, dilengkapi dapur mini dengan kompor gas. Cukup untuk memanaskan air, menyeduh secangkir dua cangkir kopi.
Awal, Kepala Kamar Mesin, menuturkan Harvest Star merupakan kapal sewa. Hanya keluar dari home base-nya di kolam bandar Teluk Lalong, ketika digunakan atau disewa oleh para pemancing, pelancong dan penyelam.
Kapal berkapasitas 20 orang itu dilengkapi dua buah kamar tidur, masing-masing dengan dua ranjang.
Bagi penyuka pemandangan dengan lanskap kota dan laut lepas, tempat paling bagus adalah dek di atas kapal.
Lebih luas.
Lebih lapang.
Terdapat tempat duduk model U di depan. Tempat paling bagus untuk melihat Kota Luwuk, yang dalam pelayaran semakin lama semakin mengecil—hanya terlihat seperti garis putih di kejauhan.
Mendekati tuju, Pantai Bulagi di Pulau Peling yang hijau terlihat jelas di depan mata.
Nyaris tak tampak aktivitas nelayan di tengah laut.
Di kejauhan, di Selat Peling yang teduh itu, hanya terlihat kapal tanker pengangkut gas.
Sinar matahari pagi tidak lagi terasa terik, saat bercakap dengan teman-teman seperjalanan yang sebagian besar jurnalis.
Topik yang diperbincangkan lebih banyak soal kejadian-kejadian lucu saat liputan.
Jauh dari keriuhan dinamika pilkada di daratan.
Kandidat kuat Sekretaris PWI Banggai, Mulyadi Bua, yang akrab dipanggil Pak Sek, piawai mengulas cerita yang mengundang gelak tawa.
Tak terasa kapal pun mulai mengendurkan kecepatannya, memasuki teluk kecil Lukpanenteng.
Harvest Star masuk melewati dua tiang kayu berbendera putih selebar gawang, sebagai penanda jalur masuk bagi kapal yang hendak berlabuh di dermaga yang dikelilingi karang itu.
Kami pun berlompatan ke dermaga kayu itu. Lalu berjalan kaki ke danau sebening cermin, Paisupok, yang jaraknya hanya serokokan berjalan kaki.
Enam jam di Luk Panenteng. Diiringi lambaian tangan tiga anak kecil di dermaga, kami pun pulang.
Saat Harvest Star mulai menerjang ombak Selat Peling, sayup-sayup terdengar lagu mengalun pelan dari mobile speaker system bermerk Teckyo, Parcuma. (ris)