Langkah ini sebagai upaya awal, jika kasus Covid-19 terus meningkat hingga tak bisa dikendalikan lagi.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, dr Jumriani, menyatakan, meningkatnya pasien positif Covid-19 di Sulteng ini mengkhawatirkan, terlebih lagi di Ibu Kota Palu dan daerah yang berdekatan yakni Donggala. Kekhawatiran ini terkait, ketidaksiapan rumah sakit pemerintah dalam ketersediaan daya tampung. Nantinya, Gedung LPMP akan jadi rumah sakit darurat dengan kapasitas 32 kamar, dan disiapkan 4 dokter dan 8 perawat.
“Saat ini sudah merawat 4 pasien terkonfirmasi Covid-19,” kata Jumriani saat mendampingi Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, saat meninjau RS Darurat Covid-19 LPMP Sulteng di Palu, Jumat (27/9).
Longki Djanggola mengatakan kasus Covid-19 harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Meningkatnya kasus yang terkonfirmasi positif menandakan protokol kesehatan tidak berjalan maksimal.
“Banyak yang menganggap remeh Covid-19 ini,” kata Longki.
Akhirnya kasus demi kasus bertambah dan rumah sakit pemerintah kewalahan menampung pasien Covid-19.
Longki juga telah berencana akan menyiapkan RS swasta, untuk bersiap-siap jika gedung LPMP tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19.
“Kita akan menyiapkan lagi rumah sakit darurat tambahan Covid-19, dengan melihat peningkatan kasus konfirmasi positif Covid -19. Seluruh rumah sakit swasta yang ada, diminta kesediaannya dan kesiapannya untuk menerima perawatan pasien terkonfirmasi positif,” kata Longki.
Gubernur memerintahkan agar pasien Covid-19 harus dirawat di rumah sakit atau di tempat yang disiapkan pemerintah, dan terus dalam pengawasan tenaga medis dan pemerintah. “Tidak boleh dibiarkan isolasi mandiri, karena sangat berisiko menularkan kepada keluarga,” kata Longki.
Belasan Suspek di Banggai Langsung Diswab
Sementara itu, Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sulawesi Tengah terus bertambah, termasuk di wilayah Kabupaten Banggai.
Hingga Jumat (25/9), Kabupaten Banggai ketambahan satu kasus baru, sehingga secara kumulatif—sejak pertama kali diumumkan menginfeksi Kabupaten Banggai—jumlah kasus Covid-19 di wilayah ini mencapai 37 orang.
Peningkatan jumlah kasus itu, mendorong gugus tugas Kabupaten Banggai menggiatkan penelusuran kasus. Hasilnya ditemukan belasan kasus suspek.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Nurmasita Datu Adam, membenarkan bahwa terjadi penambahan satu kasus Covid-19 di Kabupaten Banggai. “Bertambah 1 terkonfirmasi positif,” kata Nurmasita dihubungi, Sabtu sore (26/9).
Selain penambahan 1 kasus positif tersebut, pihaknya telah mengambil sampel swab untuk 17 orang yang diduga suspek, serta empat lainnya untuk swab kontrol pada Jumat (25/9).
“Hanya 17 orang yang diswab kemarin. 14 bergejala, 3 kontak erat. Jadi bukan 24 orang. Sementara 4 kasus lainnya yang diswab bersamaan itu, sifatnya swab kontrol terhadap kasus yang sudah terkonfirmasi positif sebelumnya.
Sampel swab sudah sampai di Palu. Insyaallah, Jumat depan sudah ada hasilnya. Dan semoga tidak terkonfirmasi positif,” paparnya, meluruskan informasi.
Ia menjelaskan, beberapa kasus positif dikontrol kembali kesehatannya dengan melakukan swab. Dalam Pedoman Lima Pencegahan dan Penanggulananh Covid-19, swab hanya dilakukan tiga kali. Tidak lebih.
Terkait informasi, bahwa ada 7 orang yang sementara antre untuk diswab, Nurmasita menerangkan, belum dilakukan swab pada 7 orang tersebut. “Itu belum. Baru direncanakan. Insyaallah pekan depan,” tegasnya.
Ia mengatakan, beberapa orang kasus itu didapatkan setelah pihaknya melakukan penelusuran kasus.” Itu didapat dari tracing di pasar,” paparnya.
Meski begitu, dia memastikan selain penambahan 1 kasus positif tersebut, belum ada penambahan kasus terkonfirmasi positif lainnya.
Ia mengingatkan, yang dilakukan swab maupun yang direncanakan untuk diswab pekan depan baru berstatus suspek. Swab dilakukan, setelah hasil rapid test dari penelusuran kasus hasilnya reaktif. “Rapid test massal akan dilakukan, tetapi setelah ada hasil swab. Kami sudah siapkan rapid test dan disinfektan,” tegasnya.
Nurmasita menerangkan, saat ini diberlakukan pemeriksaan dengan metode swab untuk para pelaku perjalanan yang masuk wilayah Sulawesi Tengah. “Itu karena ada peningkatan kasus. Tetapi, saat kasus di wilayah turun, tetap akan dicabut kembali pemberlakuan swab,” ujarnya.
Swab dilakukan untuk mencegah penularan secara masif, menyusul terus bertambahnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah Sulteng. “Sekarang dengan bertambahnya 1 kasus itu, jumlah kasus kumulatif di Kabupaten Banggai menjadi 37 orang. Tetapi, pada Senin lusa, kita akan keluarkan keterangan sembuh untuk tiga orang—satu keluarga-. Jadi sebelumya 6 kasus terkonfirmasi (diluar yang sudah sembuh), Senin nanti sisa tiga kasus konfirmasi positif,” pungkasnya.
Ia menjelaskan, dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi ke-5 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan RI 13 Juli 2020, kasus bergejala (suspek) cukup tiga kali swab. Tak ada swab keempat.
“Jika swab ketiga masih juga positif, kami sarankan untuk isolasi mandiri selama 14 hari, setelah itu kita keluarkan surat keterangan selesai isolasi,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan, kasus suspek yang sudah dilakukan swab tidak semua berasal dari wilayah Luwuk.
Lokasinya tersebar, dari beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Banggai. “Ada beberapa dari kecamatan. Yang tidak bergejala tidak diswab. Tapi, yang ditemukan reaktif, dilanjut dengan pemeriksaan swab,” tegasnya. (bas/ris)