Banggai Brother’s

Kokolomboi Jadi Taman Kehati Pertama di Sulteng

 

DIPROMOSI: Eksistensi Taman Kehati Kokolomboi Bangkep mukai terpromosi pada kegiatan BKSDA Sulteng di Bonu Caffe dan Resto Salakan, Rabu (9/9) kemarin. BKSDA Sulteng bahkan menetapkan taman itu satu-satunya yang eksis di Sulteng.[FOTO:IMAN F/LUWUK POST]
SALAKAN, LUWUK POST-Keberadaan Taman Keanegaragaman Hayati (Kehati) Kokolomboi di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) perlaham mulai mendapat pengakuan banyak pihak. Nama Kokolomboi memang masih terdengar asing ditelinga masyarakat. Namun faktanya, taman yang berada di Kecamatan Buko ini menjadi satu-satunya kawasan konservasi pertama yang eksis di Sulteng.

Hal itu diungkapkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulteng saat menggelar “pelatihan identifikasi dan inventarisasi flora dan fauna dalam rangka penyusunan DED vegetasi KEE Taman Kehati Kokolomboi” di Bonua Caffe dan Resto Salakan, Rabu (9/9) kemarin.

BKSDA menyampaikan, sesungguhnya terdapat dua Taman Kehati di Sulteng. Yakni Taman Kehati Tadulako dan Kokolomboi. Namun, hanya Kokolomboi saja yang eksis.

“Ini sesuatu yang luar biasa. Maka sudah menjadi tugas kita bersama untuk menjaga, melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati dan folora Pulau Peling,” pesan BKSDA.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkep Ferdy Salamat mengatakan, terdapat dua Kawasan Ekosistem Esensial (EKK) Peling yang telah teregis di Kemen-LHK, yaitu Taman Kehati Kokolomboi dan karst.

Ferdy menjelaskan, Bangkep tidak memiliki kawasan untuk itu. Namun dujungan kondisi dan kesempatan menjadikan karst dan Kokolomboi mendapat pengakuan pemerintah pusat sesuai pedoman pengelolaan dalam Perundang-undangan.

“Tentunya semua karena dukungan banyak pihak, organisasi lingkungan, sejumlah universitas, kelompok dan masyarakat,”katanya.

Diketahui, kegiatan itu dihadiri oleh Bupati Bangkep Rais D Adam, Kepala BKSDA Sulteng, pimpinan atau perwakilan OPD, perwakilan Kapolres dan Dandim 1308/LB, perkumpulan Salanggar, organisasi adat, pengelola Taman Kehati Kokolomboi, Pers, Kades Bulagi II, Leme-leme Darat dan Camat Buko.

Sedangkan pemateri diisi oleh staf BKSDA, Ferdy Salamat dan Dosen Fakuktas Pertanian Universitas Tompotika Luwuk Mihwan Sataral. Mihwan menyampaikan korelasi antara pertanian dengan Kehati melalui jalur pendidikan.(Imam)