Ini Pendapat Akademisi Soal Metode Kampanye Kandidat
LUWUK, LUWUK POST—Kampanye tatap muka sudah dimulai. Setiap calon kandidat memilih materi berbeda sebagai fokus kampanye. Semisal Winstar yang menonjolkan sisi capaian pembangunan. AT-FM memberi harapan akan perubahan Kabupaten Banggai yang lebih baik ke depannya. Begitu pun HATIMU, menawarkan perubahan-perubahan kedepan jika terpilih nanti.
Seperti apa akademisi melihat materi kampanye masing-masing kandidat jelang pilkada Kabupaten Banggai?
Dekan Fisip Unismuh Luwuk, Kisman Karinda, mengatakan, masing-masing calon kandidat punya metode tersendiri, sesuai dengan pembacaan atau analisa pendekatan yang dianggap tepat.
Berkaitan dengan analisa, kata dia, bisa saja didorong pengalaman pilkada terdahulu, atau pun saran atau langkah yang ditawarkan konsultan politik masing-masing. Sebab, dalam menghadapi pertarungan dalam pilkada, detik demi detik sangat berarti. Terutama dalam merancang formula yang tepat untuk menarik simpati masyarakat.
WinStar misalnya, memilih pendekatan pembangunan. Hal itu merupakan hal yang wajar, karena itulah metode yang dianggap jitu. “Sehingga oleh timnya diangkat ke permukaan, untuk makin meningkatkan elektabilitas Winstar. Begitu pun tim AT-FM maupun Hatimu, yang ingin menawarkan sesuatu yang baru, yang belum dilaksanakan oleh pemerintahan sebelumnya,” tuturnya.
Artinya, kata Kisman, masing-masing kandidat punya strategi berbeda dalam mencapai kemenangan. “Walaupun pada akhirnya, masyarakat yang nanti akan menilai siapa di antara para kandidat yang bisa mengemban amanah dari rakyat,” tuturnya.
Kisman Karinda melihat bahwa pertarungan pilkada kali ini, bisa dikatakan perang bintang. Sebab kandidat yang muncul ke permukaan adalah mereka yang memiliki kemampuan, dan mampu berkompetisi dalam perhelatan akbar. “Sehingga jurus-jurus yang dikeluarkan tidak sembarang jurus. Tentunya jurus itu sudah terseleksi secara internal, baik dari garis partai maupun relawan,” katanya.
Semisal HATIMU yang cenderung bergerak dalam senyap, ia melihat sesungguhnya Hatimu tidak diam. “HATIMU bisa jadi menyimpan strategi besar,” katanya. Ia juga sangat percaya bahwa politik itu sangat dinamis, sehingga kadang sesuatu yang tidak tampak pada permukaan bisa jadi lebih dinamis.
Ia pun melihat, gesekan antar pendukung paslon masih dalam taraf wajar, dan terkesan hanya orang itu saja yang kelihatan ngotot. “Mungkin itu di luar dari strategi masing-masing kandidat. Karena tanpa disadari pertarungan sesungguhnya ada di akar rumput,” paparnya. (ris)