LUWUK, LUWUK POST—Wartawan merupakan mitra setrategis bagi industri hulu migas. Dimasa pandemi Covid-19 ini dampaknya juga menerpa para jurnalis di tanah air.
SKK Migas-KKKS Kalimantan dan Sulawesi kembali mengajak para jurnalis di wilayah Kalimantan dan Sulawesi untuk tetap optimis menjalankan peran dan fungsi, tentunya dengan konsisten menerapkan protokol kesehatan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala SKK Migas Kalsul, Syaifudin pada kegiatan Webinar Kalsul Series #6 pada Rabu (7/10) yang mengambil tema “Media Digital, Kini & Tantangan Masa Depan”.
Kegiatan webinar ini melibatkan ratusan wartawan media cetak, televisi, radio dan online yang berada di Kalimantan dan Sulawesi. Pada kesempatan tersebut, Syaifudin juga memaparkan sekilas informasi mengenai perkembangan kondisi terkini industri Hulu Migas di wilayah Kalsul di masa pandemi dan upaya tak mengenal lelah untuk mempertahankan target lifting Minyak dan Gas Bumi.
“Melalui Webinar ini semoga dapat memberikan motivasi dan sharing dari para narasumber kepada para jurnalis se-Kalimantan dan Sulawesi agar mampu survive dan tetap produktif dalam berkarya,”harap Syaifudin, dalam rilis media.
Dalam Webinar Kalsul Series #6 , panitia menghadirkan narasumber Wahyu Muryadi yang merupakan wartawan senior dari Majalah Tempo, M. Mirdad Akib selaku CEO Media Group dan Dyah Roro Esti yang merupakan anggota Komisi VII DPR RI.
Wahyu Muryadi secara gamblang menyampaikan di era digitalisas ini, media cetak jangan berkecil hati dengan hadirnya media online.
Pertumbuhan media online ini memang mengandalkan kecepatan menyajikan informasi. Namun yang tak kalah penting adalah saat ini kepercayaan masyarakat pada media cetak masih sangat tinggi.
“Kepercayaan sangat penting dalam industri jurnalistik. Sehingga bagi media yang mempertahankan kepercayaan tersebut akan sangat diapresiasi oleh pembacanya,”terang Wahyu.
Dengan hadirnya teknologi dan media online yang semakin berkembang, bagaimana media mainstream menyikapinya.
Diungkapkan M. Mirdad Akib selaku CEO Media Group, perusahaannya melakukan disrupsi untuk menyiasati kondisi saat ini yang telah berubah. Beberapa bagian didalam perusahaan dibentuk menjadi badan usaha sendiri. Sehingga tidak terjadi pemberhentian karyawan, tapi berubah menjadi bagian dari perusahaan lainnya.
“Sebelum disrupsi datang, harus mendistrupsi diri sendiri lebih dulu. Media Group tidak bisa memakai pola yang lama. Kami dituntut untuk berubah,”ucapnya.
Dalam paparanya Dyah Roro Esti yang merupakan anggota Komisi VII DPR RI sangat memperhatikan hadirnya media sosial dan online yang semakin tinggi, hampir 64 persen masyarakat Indonesa sudah menggunakan sosial media.
Namun disisi lain, dia juga mencatat tantangan diera media digital saat ini, belum seluruh penduduk indinesia mempunyai akses intenet. Sehingga mempengaruhi produktifitas sumber daya manusia.
Terkait keberadaan dirinya melihat beragamnya media, Diyah melihat nilai-nilai independent perlu dijaga oleh wartawan. Menurutnya dengan Pandemi ini diambil segi positifnya semua pihak dituntut untuk berubah kearah yang lebih baik sesuai dengan situasi terkini.
Begitu pula dengan dunia migas, dalam situasi produksi yang menurun dan kebutuhan energi masyarakat semakin meningkat, beberapa negara sudah mulai berubah kearah pemanfaatan energi terbarukan.
Webinar kali ini sangat mendapat apresiasi dari wartawan yang hadir. Hal ini nampak dari antusiasnya mereka memberi pertanyaan pada setiap narasumber yang telah menyampaikan paparanya.
Sebagai informasi, kegiatan Webinar ini juga dalam rangkaian Lomba Karya Jurnalistik. Webinar ini digelar sebanyak tiga seri kegiatan. Jumlah peserta dibatasi sebanyak 100 wartawan untuk setiap seri, sehingga masing-masing seri nanti akan ada pemenangnya. Dan bagi pemenang lomba karya jurnalistik pada setiap serinya akan diberikan hadiah bagi 3 orang wartawan yang terpilih karya tulis terbaiknya. (*/ris)