ANSWR Rilis Single Baru Gandeng Penyanyi Amerika
TRIO electronic dance music (EDM) bernama ANSWR yang beranggotakan Izzul Haq, Fadel Faizal dan Ikbal Lalusu ternyata semakin serius di dunia musik lokal. Sejak debutnya pada tahun 2017 lalu, ANSWR sudah merilis empat single.
Asnawi Zikri, Luwuk Post
MESKIPUN masih belum banyak orang yang tahu, namun karya dari tiga putra Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ini pantas diacungi jempol. Bahkan, ANSWR pernah tampil of air di radio global dance mission asal Amerika Serikat dan juga dua lagu mereka pernah masuk top 20 di beatport top 100 dubstep release.
Di tahun 2020, ANSWR semakin siap bersaing dengan para musisi lokal. Mereka menunjukkan karyanya lewat single terbarunya yang berjudul Beyond. Single kali ini cukup berbeda, karena ANSWR menggandeng penyanyi asal Amerika Serikat, Hunter Reece. Tujuan mereka menggandeng Hunter karena di lagu ini ANSWR ingin memperlihatakan bahwa lagu mereka bisa diterima di mancanegara.
“Kami memberanikan diri untuk mengajak penanyanyi asal luar negeri karena kami yakin bahwa musik kami bisa diterima oleh mereka, dan bahkan menuai pujian dari mereka,” ujar Fadel Faizal kepada media di Luwuk.
Selain itu, tambah Izzul Haq, pemilihan Hunter sendiri selain suaranya bagus Hunter Reece juga merupakan penyanyi yang sudah berpengalaman dan sudah berkali-kali melakukan kolaborasi dengan musisi-musisi EDM dari berbagai negara dengan jutaan stream di Spotify Hunter juga bisa menulis lagu sendiri, dan juga bisa menghayati lagu yang dibawakan.
Dari segi musik, mereka mempertahankan EDM dengan lirik berbahasa Inggris juga elemen gitar dari instrumen. Lagu ini dibuka dengan permainan instrumen gitar yang mengiringi dinamika dentum lembut sepanjang track dan sedikit rasa melankolis pada bagian tertentu. Tak butuh waktu lama untuk mereka merangkum itu semua menjadi sebuah karya.
“Proses pembuatan agak lama karena melibatkan empat orang dari dua negara yang berbeda, lirik terinspirasi dari pengalaman pribadi yang mungkin juga dialami oleh banyak orang, dan ditulis oleh Hunter Reece,” pungkasnya.
Sebelumnya, karya original grup musik bergenre dubstep ini juga menembus pasar global. Salah satu label asal Amerika Serikat bernama Ired Recordings melirik karya mereka.
Grup musik yang digagas tiga putra asli Babasal pernah sudah merilis dua singel di negeri Paman Sam tersebut pada Maret 2020 lalu.
Dua Singel itu berjudul Rebellion dirilis akhir 2019, sedangkan single kedua berjudul Reality pada Februari 2020 lalu.
Dua single dilirik label Amerika Serikat itu berawal dari postingan di Instagram. Tak selang berapa lama, ada akun yang direct message (DM) ke mereka.
Mereka langsung ditawarkan mengirim demo lagu. “Alhamdulillah mereka (label Amaerika) suka. Kami pun mengirim stems gitar dan drum via email, lalu mereka yang olah atau finishing,” kata Ikbal Lalusu.
Setelah itu, mereka kembali memasukan dua single ke label. Untuk terdaftar, mereka harus menunggu waktu selama tiga bulan. Sebab untuk rilis global wajib mengurus lisensi, copyright dan lainnya.
Hasilnya sangat membanggakan. Dari postingan di beatport top 100 dubstep realease ANSWR menduduki urutan ke 16 hingga 24. Perlu diketahui, beatport merupkan referensi banyak media, venue, DJ, producer di seluruh dunia untuk update apa yang sedang terjadi di dunia DJ dan musik elektronik.
DIRINTIS 2017
Sementara itu, Ikbal menjelaskan, sebelumnya grup ini bernama MUGEN yang dirintis sejak 2017 silam. Namun, saat ditawarkan record di label Ired Recordings di Amerika Serikat sudah berganti nama menjadi ANSWR pada 2019.
“Awalnya kami record dengan nama MUGEN. Namun, nama itu ternyata sudah ada yang punya. Karena tuntutan professional, pihak label akhirnya meminta untuk merubah nama,” kata dia.
Sebelumnya, mereka pernah mendaftar di label dalam negeri. Tapi record di Indonesia lebih mengutamakan duit ketimbang menghargai karya anak bangsa. “Kalau label Indonesia diminta uang. Kalau di Amerika Serikat gratis,” ungkap Ikbal.
Untuk menghasilkan karya yang luar biasa, mereka sehari-hari menyusun konsep di rumah. Setelah jadi baru diaktualisasikan di studio yang ada di Luwuk. Tapi, lebih intens bermain di EDM.
“Kami pernah tampil untuk kegiatan sekolah. Ada juga event perusahaan rokok di Luwuk,” kata Ikbal.
Pegiat seni di Luwuk, menurut Ikbal terlalu monoton. Sebab, bukan karya original, tetapi lebih menonjol cover lagu. Untuk karya music DJ, banyak masyarakat yang men-justice bahwa musik jenis ini negatif.
“Yang harus diingat bahwa ini adalah hasil karya sendiri yang jenis musiknya mengikuti perkembangan zaman. Dengan cara diolah melalui electronic dance music,” pungkasnya. (*)