BANGGAI, LUWUK POST-Gerbang masuk Keraton Kerajaan Banggai setengah terbuka. Mendaki tangga pertama, pintu Keraton tertutup rapat. Pohon rimbun menambah kesejukan cagar budaya ini.
Bunga kamboja, pohon durian, bambu kuning rimbun berdiri. Pohon palem dan mangga menghiasi sisi kanan keraton. Sepi dan angin sepoi membuat siapa saja betah berlama-lama. Menjelang petang, matahari yang pamit bisa terlihat dari teras keraton, meski sedikit dihalang bangunan tiga lantai di Taman Kota Banggai.
Hari-hari, Keraton Kerajaan Banggai sunyi. Yang setia ada salah satunya Muhlis, juru pelihara yang ditunjuk BPBC Gorontalo. “Iya ada Malabot Tumbe, tapi sepertinya terbatas karena ada Covid-19,” katanya beberapa waktu lalu.
Muhlis sebentar lagi akan disibukan dengan membersihkan Keraton Kerajaan Banggai. Ia memang rajin merawat istana Kerajaan Banggai yang berarsitektur kayu itu. “Iya ada nanti dibersihkan lagi, ditata di dalam untuk persiapan,” tuturnya.
Muhlis sudah tahu persis tugasnya menjelang Malabot Tumbe. Tradisi pengantaran telur burung Maleo dari Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai Laut, Ruslan Tolani, mengatakan tahun 2020 Malabot Tumbe digelar di tengah Pilkada 2020 dan pandemi Covid-19. Karena itu, kemungkinan besar akan dimundurkan pada 12 Desember 2020. Tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan 4 Desember. “Setelah 9 Desember (pencoblosan),” katanya, Senin (12/10).
Karena di tengah pandemi, Malabot Tumbe diselenggarakan dengan peserta terbatas. Pengantar telur dari Kecamatan Batui hanya sekitar 10 orang. “Biasanya ada puluhan orang yang mengantar ke sini,” katanya.
Selain itu, di Keraton nantinya hanya terdapat sekitar 100 orang. Hal ini agar protokol kesehatan bisa maksimal diterapkan. “Biasanya kalau di Keraton itu undangan sampai 400 orang. Nanti dikurangi,” tuturnya.
Bagi masyarakat Kabupaten Banggai Laut, akhir tahun tidak hanya sekadar akhir perjalanan kalender. Malabot Tumbe telah menjadi tradisi sejak dahulu kala. Karena itu, meski di tengah pandemi, tradisi ini tetap dilaksanakan dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan yang dianjurkan. (ali)