
Yuliska Labawo
Oleh: Yuliska Labawo. S.S., M.Par
PARIWISATA Budaya menjadi salah satu segmen industri pariwisata yang mengalami pertumbuhan paling cepat.
Hal tersebut terjadi karena adanya kecenderungan atau trend baru yang muncul di kalangan wisatawan untuk mencari sesuatu yang unik dan autentik (asli ) dari sebuah kebudayaan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Travel Industry Association dan Smithsonian Magazine menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi situs sejarah dan atraksi budaya pada umumnya berpendidikan tinggi dengan pendapatan lebih banyak, tinggal lebih lama dan membelanjakan uangnya lebih banyak dari pada wisatawan lainnya.
Pariwisata budaya memberikan manfaaf positif baik secara social maupun ekonomi. Jenis pariwisata tersebut memberikan keuntungan secara ekonomi kepada masyarakat lokal sekaligus melestarikan warisan budaya yang menjadi jati diri masyarakat bersangkutan.
Museum merupakan salah satu daya tarik wisata budaya. Artefak atau warisan budaya yang menjadi koleksi atau bahan pameran suatu museum menjadi daya tarik wisata.
Berbagai macam benda budaya yang menjadi koleksi sebuah museum merupakan milik berbagai etnik yang berasal dari berbagai daerah.
Dalam konteks ini koleksi museum sesungguhnya mencerminkan pluralism budaya atau kemajemukan budaya (multikultur).
Namun terkadang permasalahan yang muncul adalah bagaimana memanfaatkan museum sebagai salah satu daya tarik wisata sekaligus menjadi sarana ideology multikulutlasime.
Ideology multikulturalisme adalah salah satu paham atau kesadaran mengapresiasi dan menghormati adanya perbedaan budaya.Fungsi museum adalah sebagai tempat menyimpan dan memajang benda warisan budaya (cultural heritage).
Museum yang berfungsi sebagai pengelola warisan budaya sesungguhnya memiliki ideology yang sama dengan pariwisata budaya.
Dalam artian memberikan informasi dan layanan public kepada wisatawan tentang fungsi dan makna suatu artefak ataupun event tertentu.
Sebuah autentisity atau keaslian menjadi daya Tarik wisata yang sangat kuat bagi para wisatawan yang mengunjungi museum.
Mereka pada umumnya ingin mencari tahu dan memahami tentang asal usul kebudayaan di masa lalu, sekaligus mempelajari sesuatu yang berbeda dengan apa yang dimiliki mereka, sehingga para wisatawan dapat melihat sebuah warisan budaya pada masa lalu dari etnik yang lain, yang berasal dari kurun waktu yang berbeda.
Terkadang yang menjadi permasalahan dalam pengelolaan museum yang ada di beberapa tempat atau daerah pengaturan dan penataan dari benda warisan budaya kurang menarik, sehingga diperlukan kerja sama antara pengelola museum dan komponen pariwisata budaya perlu dikembangkan.
Museum dapat memamerkan benda warisan budaya yang menjadi daya tarik wisata, dan di sisi lain industry pariwisata mendapat keuntungan ekonomi sehingga dapat membantu keberadaan museum sebagai lembaga nirlaba (non profit).
Dalam hubungannya dengan pariwisata budaya, museum mempunyai manfaat ekonomi.
Adanya kunjungan wisatawan ke museum secara langsung atau tidak langsung memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat dan industry pariwisata.
Selain menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat, wisatawan juga memerlukan akomodasi, makanan, dan shopping atau belanja (Tein 2003 :2-3).
Hal tersebut merupakan suatu manfaat ekonomi dari museum. Pengelolaan museum yang baik akan memberikan kemudahan dan keuntungan ekonomi karena harga tiket atau fee yang harus dibayar biasanya menjadi lebih murah sehingga menumbuhkan minat para wisatawan untuk mengunjungi meseum.
Masyarakat sebagai pemilik budaya dalam pameran agar dapat diikutsertakan dalam menginterpretasikan benda-benda koleksi museum. Hal tersebut sangatlah penting untuk mewujudkan fungsi museum sebagai forum dan bukan sebagai temple atau tempat suci.
Benda-benda budaya yang menjadi koleksi dari museum merefleksikan pluralitas budaya, demikian halnya dengan masyarakat ataupun wisatawan yang berkunjung bersifat heterogen.
Hal tersebut menjadi dasar yang sangat penting dalam memahami dan mewujudkan museum sebagai sarana pendidikan mulitkulturalisme. Trend pariwisata global menjadikan museum sebagai daya Tarik wisata budaya.
Museum dapat menjadi salah satu pilihan bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh tentang keragaman budaya, sebuah keaslian budaya.
Wisatawan yang tertarik dengan budaya biasanya memiliki pendidikan tinggi dan uang yang lebih banyak sehingga kecenderungan untuk tinggal lebih lama dan membelanjakan uang lebih banyak yang dapat memberikan keuntungan bagi masyarakt setempat.
Saatnya mengubah paradigma dalam pengelolaan museum dari tempat menyimpan barang-barang antik menjadi forum untuk mendiskusikan dan menginterpretsikan benda-benda budaya sehingga dapat memunculkan pemahaman, toleransi dan apresiasi terhadap keanekaragaman dan persamaan budaya dalam mewujudkan ideology multikulutarlisme. (*)