LUWUK, LUWUK POST-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai menggelar pameran koleksi museum dan objek pemajuan kebudayaan di Museum Daerah, Kamis (12/1/1). Melibatkan berbagai pegiat literasi dan budaya hingga satuan pendidikan.
Asisten II Sekkab Banggai Alfian Djibran memberikan apresiasi atas pelaksanaan pameran yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai. Menurutnya, daerah ini mempunyai keragaman budaya dari berbagai daerah. Dengan adanya berbagai macam budaya dapat mendorong proses pembangunan yang berkesinambungan dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya luhur setempat.
Sementara itu, Kepala Bidang kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai Yusriani Jangoh menyatakan, pameran koleksi museum dan objek pemajuan kebudayaan bertujuan untuk melestarikan serta menyosialisasikan berbagai macam koleksi museum dan objek pemajuan kebudayaan yang merupakan implementasi dari PPKD Kabupaten Banggai.
Mulai dari teknologi tradisional berupa tenun Nambo, pakaian adat Saluan, Banggai, dan Balantak, kerajinan batok kelapa, serta kerajinan hasil kreatif guru dan siswa SD, SMP ataupun MIN. Ada pula pengetahuan tradisional berupa kuliner khas Kabupaten Banggai, seni seperti alat musik tradisional, seni tari, dan musik.
“Ada juga tradisi lisan permainan rakyat dan olahraga tradisional serta bahasa dan ritus,” jelasnya.
Pameran koleksi museum akan berlangsung hingga 14 November mendatang. Peserta terdiri dari perwakilan SD, MIN, SMP, SMK serta lembaga khusus Bonua Tutol, perajin batok kelapa Toili, kuliner khas Banggai, Dewan Kesenian Banggai, dan Yayasan Babasal Mombasa. “Salam budaya, ayo ke museum, imbo mambai museum, inta mae na museum,” pungkasnya.
Yayasan Babasal Mombasa yang menjadi penyelenggara Festival Sastra Banggai sejak tahun 2016 ikut dalam kegiatan ini.
Komunitas literasi itu menempati stan objek pemajuan kebudayaan, sastra, dan bahasa. “Jadi yang dipamerkan adalah buku-buku yang ditulis oleh anak-anak Babasal Mombasa,” kata Founder Yayasan Babasal Mombasa Ama Achmad.
Selain itu, Babasal Mombasa juga memamerkan repertoar kata atau blackout poetry. “Kata-kata tersebut disusun membentuk sebuah puisi,” jelasnya. Mereka juga akan menampilkan sastra tutur Tende dari Suku Ta’ yang merupakan bagian dari Kabupaten Banggai.
Berbagai dokumentasi gerakan Babasal Mombasa turut dipamerkan. Termasuk pelaksanaan Festival Sastra Banggai selama 4 tahun terakhir yang digelar di ruang terbuka hijau Teluk Lalong dan secara virtual pada 2020.
Semua yang ditampilkan Babasal Mombasa sesuai tema pameran, yakni Pemajuan Kebudayaan yang terdiri atas 10 objek. Di antaranya adat istiadat, ritus, seni, teknlogi tradisional, pengetahuan tradisional, manuskrip, olahraga tradisional dan permainan rakyat, tradisi lisan, serta cagar budaya. (gom/ali/pn)