PALU, LUWUK POST—Kepolisian Negara Republik Indonesia menargetkan penangkapan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sebelum Natal 25 Desember.
Penegasan ini disampaikan oleh Direktur Intelejen Densus 88 Polri, Brigjend Ibnu Suhendra, pada kegiatan rapat koordinasi penanggulangan terorisme di Polda Sulteng, di Palu, Kamis (3/12).
Penekanan Ibnu seiring dengan penyampaian Presiden Republik Indonesia Jokowi, yang meminta kelompok MIT disikat sampai ke akar-akarnya. Secara virtual dalam rapat koordinasi tersebut, Panglima TNI mengatakan, telah mengirim pasukan khusus dari Jakarta ke Poso.
“MIT harus dikejar sampai dapat,” kata panglima TNI.
Ibnu menambahkan sepanjang tahun 2020 ini, Densus 88 Polri memburu beberapa jaringan teroris di Indonesia, termasuk di antaranya di Sulawesi Tengah.
Khusus MIT, Densus 88 telah menangkap 32 orang tersangka. Masing-masing, 10 orang Sulawesi Tengah, 6 orang di Sulawesi Barat, serta sekira 14 orang di Jakarta dan sekitarnya, termasuk di Jawa Barat, Kepulauan Riau dan Batam.
Peran para tersangka yang ditangkap ini, kata Ibnu, di antaranya memberikan dukungan pendanaan, dan mengirimkan informasi yang berkaitan dengan operasi penumpasan teroris. “Salah satunya, istri Ali Kalora yang ditangkap karena mengirimkan dukungan, baik itu dana dan informasi,” kata Ibnu.
Rumah Mulai Dibangun
Perhatian serius dilakukan Polda Sulawesi Tengah untuk membangun kembali rumah yang dibakar kelompok MIT Poso di Lemban Tongoa Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tidak tanggung-tanggung, Kapolda Sulteng Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso turun langsung memimpin anggotanya memulai pembangunan rumah warga, Kamis (3/12).
Tampak, perwira tinggai bintang dua itu tidak canggung untuk mengangkat balok kayu dan bersama anggota bergotong royong secara estafet memindahkan material bangunan.
“Pembangunan rumah warga yang dibakar kelompok MIT Poso dimulai hari ini (kemarin_red). Bapak Kapolda Sulteng turun memimpin langsung dimulainya pembangunan,” kata Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol. Didik Supranoto.
Kata dia, ini adalah bentuk perhatian serius Negara terhadap warganya yang menjadi korban kekerasan dari pelaku teror di Sulteng.
Mantan Kapolres Kolaka Polda Sultra ini juga mengatakan, pembangunan rumah warga ini sengaja segera dibangun oleh Polda Sulteng, agar perasaan keluarga korban setidaknya bisa terobati dan meringankan beban mereka.
“Lokasi yang jauh dan akses jalan menuju ke lokasi cukup menantang, tidak menjadi halangan pelaksanaan pembangunan ini dapat segera dilaksanakan, karena dukungan dan doa masyarakat Sulteng,” tuturnya. (bas/awi)