Ahli Waris Korban Teroris Diberikan Rumah
PALU, LUWUK POST—Polri memberikan bantuan tujuh unit rumah kepada ahli waris korban tindak teroris oleh kelompok MIT Poso. Bantuan tersebut akan diserahkan Rabu (23/12) hari ini. Ahli waris yang terdata yaitu Nei, Hana, Dewi, Kandi, Jefri, Su’u, Nuh, Dul dan Lis. Mereka ialah ahli waris dari empat korban yang dibunuh oleh MIT.
Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama yang dikonfirmasi mengatakan, penyerahan bantuan rumah itu akan dikawal langsung oleh kepolisian. Pengawalan dipimpin langsung dirinya bersama Kasat Intelkam, Kasat Reskrim dan beberapa personil. Keluarga korban bersama pengawalan berangkat menuju Poso.
“Bantuan diberikan kepada tujuh ahli waris korban secara langsung akan diberikan kunci rumah oleh Kapolri dan Panglima TNI di Desa Tokorondo Kecamatan Poso Pesisir di Pos Komando Strategis Brimob,” kata Yoga.
Dari Polri, kata Yoga, juga memberi dukungan memberikan bansos, trauma healing dan membantu mendirikan empat unit rumah serta satu unit rumah ibadah semi permanen di Dusun Lewonu dan dua unit rumah di Dusun Tokelemo Desa Lembantongoa.
Seperti yang diketahui bahwa akibat insiden kelompok teroris pimpinan Ali Kalora itu terjadi Jumat, 27 November 2020 menyisakan trauma bagi warga. Selain kehilangan orang tercinta, teroris juga melakukan pembakaran.
“Tinggal menghitung hari lagi merayakan Natal dan Tahun Baru 2021. Kami sangat berharap semua yang kami beri bisa digunakan dengan baik sehingga ke khusukkan ibadah Natal,” kata Yoga.
Ringkus 228 Teroris
Kapolri Jenderal Idham Azis mengatakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah meringkus 228 tersangka kasus dugaan tindak pidana terorisme sepanjang 2020.
Dari seluruh tersangka, sudah ada 70 orang yang memasuki tahapan persidangan dan 146 orang lainnya dalam proses penyidikan.
“Sepanjang 2020 Polri melakukan pencegahan aksi terorisme di wilayah Indonesia dengan menangkap sebanyak 228 tersangka yang terbaru,” kata Idham dalam rilis akhir tahun yang digelar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (22/12).
Idham lalu mengungkapkan 23 teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang baru diungkap oleh Densus 88 beberapa waktu belakangan ini. Dia bangga karena yang bersangkutan sudah menjadi buronan sejak lama.
“Yang telah menjadi DPO bertahun-tahun saya masih pangkat AKBP, ini sudah saya kejar ini Upik Lawanga di Poso sama Zulkarnaen,” ucapnya, dilansir CNNIndonesia.com.
Masih merujuk pada laporan tersebut, Kapolri juga membeberkan hasil dari operasi kepolisian terkait perburuan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Indonesia. Beberapa diantaranya seperti Operasi Tinombala I dan II.
Operasi Tinombala sendiri merupakan kegiatan penegakan hukum yang dilakukan TNI-Polri pada 2016 untuk memburu KKB di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Lalu, Operasi Nemangkawi I dan II. Operasi Nemangkawi merupakan operasi kemanusiaan kepolisian dengan melakukan kegiatan Binmas Noken kepada masyarakat Papua.
“Operasi Tinombala untuk mengejar kelompok teroris Ali Kalora, ini Kapoldanya saya perintahkan untuk berkantor di Poso. Operasi Nemangkawi dipimpin oleh bintang 1 di Papua dalam rangka perburuan kelompok kriminal bersenjata,” ucap Jenderal berbintang empat itu. (bas/mjo/bmw)