Headlines

Bakau Terkikis di Kawasan Pesisir

Terdesak Akibat Alih Fungsi

LUWUK, LUWUK POST–  Air laut segera berubah kecokelatan begitu masuk ke mulut Sungai Mampaliasan di kawasan Tanjung, Kelurahan Lompio, Kecamatan Banggai, seiring dengan matahari yang tergelincir di ufuk Barat, Kamis (21/1) petang. Mangrove rimbun menjadi penyangga, meski beberapa rumah telah meriung di bawah pohon pencegah abrasi ini.

Saban hari, air pasang di kawasan Tanjung hingga ke jalan beton yang tak lebih dari 3 meter itu. Namun, masih cukup aman. “Biasa air naik (ke jalan rabat) seperti kemarin,” kata seorang pemuda.

Bakau di mulut Sungai Mampaliasan itu memanjang hingga mendekati jembatan yang kini tengah dikerjakan. Kian mendekati areal proyek, mangrove kian tak rimbun. Informasi yang diterima koran ini, dahulu Sungai Mampaliasan bakau tumbuh lebat, berbeda dengan kondisi saat ini.

Di Timur Banggai, Ibu Kota Kabupaten Banggai Laut, hutan bakau juga terdesak permukiman. Kawasan Paya, Desa Tinakin Laut telah berdiri rumah, kantor desa, Balai Pertemuan Umum, dan bangunan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Di Kecamatan Banggai Tengah setali tiga uang. Di Desa Monsongan dan Desa Gonggong,  juga berubah menjadi permukiman. Di Desa Matanga, Kecamatan Banggai Selatan Penjabat Kepala desa setempat Rusman Nadir Mappa menceritakan, seorang warganya pernah meminta pendapatnya terkait bakau yang dianggap membahayakan rumah.

Saat itu, ia menyetujui agar bakau yang menjulang tinggi  ditebang agar tak membahayakan ketika tumbang, tetapi denga syarat mesti meminta persetujuan Dinas Lingkungan Hidup. “Akhirnya sampai sekarang tidak jadi ditebang,” tuturnya, Selasa (19/1).

Di Desa Matanga, permukiman memang berdampingan dengan hutan bakau. Menurut Kades, bakau di kampungnya tidak melindungi terjangan gelombang karena tumbuh di balik permukiman, bukan di pesisir. Meski begitu, ia sepakat jika bakau harus dilindungi. “Kepiting ada, tapi ikan hanya ikan kecil-kecil saja,” jelasnya.

Atas kondisi bakau yang kian tak utuh, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banggai Laut Steven Musa telah menyurati sejumlah pihak, termasuk pemerintah Desa Tinakin. “Kami sudah surati juga penimbunan di beberapa titik di Tinakin,” katanya, Jumat (22/1).

Khusus kawasan Paya, Steven berjanji akan memberikan teguran. Dinas Lingkungan Hidup juga dilema dalam menertibkan kawasan Paya karena bangunan Dinas Pariwisata berdiri di atas tanah timbunan. “Ada juga kantor desa di situ,” katanya.

Dinas Lingkungan Hidup telah bekerja sama dengan aparat penegak hukum terkait penertiban di sektor lingkungan, sehingga tahun 2021 tidak hanya jajaran pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan Kejaksaan Negeri Banggai Laut. “Kami mulai 2021 ini realisasi kerja sama itu,” tuturnya.

Steven Musa yang juga mantan Camat Banggai Selatan memang telah lama berupaya mengamankan bakau. Saat menjadi camat ia pernah meminta aparat kepolisian menjemput oknum pejabat desa lantaran diduga menebang bakau. “Dibuat jembatan, tapi mangrove ditebang waktu itu,” ujar dia.

Di Kecamatan Banggai Utara, kelestarian bakau juga mendapat tantangan. Di Desa Bone Baru pemuda berjibaku melestarikan. Namun, di Desa Lokotoy, mangrove justru diduga dibabat untuk pendaratan material infrastruktur, ketika pemuda setempat  menanam secara masif di balik Pantai Oyama.

Jauh sebelumnya, pembangunan Pasar Desa Lokotoy, penebangan untuk pembangunan perkantoran kecamatan, dan perluasan permukiman membuat bakau kian terdesak. Namun, pasar desa saban tahun justru tak digunakan masyarakat dan pedagang hingga saat ini.

Di kawasan Tanjung Dinas Lingkunagan Hidup sebenarnya telah mengantisipasi dengan memasang plang larangan agar tidak menebang berdiri di ujung jalan rabat kompleks itu. “Kami yang pasang itu,” tutur Steven.

Tahun 2015, Badan Pusat Statistik mencatat luas hutan bakau di Kabupaten Banggai Laut 981 hektare. Sekitar 304 hektare terhampar di Kecamatan Banggai Utara, lalu Banggai Selatan 99 hektare. Sementara di Kecamatan Banggai seluas 7 hektare, tetapi angka itu sebelum  kawasan Paya dibuka untuk permukiman. (ali)

Kawasan Hutan Mangrove Balut

Kecamatan                       Mangrove

Bangkurung                     197,0 ha

Labobo                              163,0 ha

Banggai Utara                  304,0 ha

Banggai                             7,0 ha

Banggai Tengah              5,0 ha

Banggai Selatan              99,0 ha

Bokan Kepulauan           206,0 ha

Sumber: DInas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Banggai Laut