Headlines

Gempa di Awal Tahun, Sejumlah Bangunan Rusak di Morowali

LUWUK, LUWUK POST— Gempa tektonik mengguncang wilayah Sulawesi Tengah di awal tahun 2021. Pada 2 Januari lalu, gempa berkekuatan 4.7 magnitudo terjadi di perairan Teluk Tolo, Kabupaten Banggai Laut. Lalu pada 4 Januari, gempa beruntun mengguncang wilayah Kabupaten Morowali.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, wilayah Morowali mengalami rentetan gempa tektonik sejak hari ini Senin (4/1) pukul 01.27.39 WIB. Tiga gempa di antaranya dirasakan oleh masyarakat dan satu gempa memicu kerusakan.

“Gempa yang dirasakan pertama terjadi dengan magnitudo 3,5 pada pukul 01.27.39 WIB, episenter terletak pada koordinat 2,82 LS–122,15 BT tepatnya di darat, pada jarak 4 km arah tenggara Bahodopi pada kedalaman 16 km, dirasakan dalam skala intensitas II MMI di Morowali,” kata Daryono, seperti dilansir tirto.id.

Gempa kedua yang dirasakan memiliki magnitudo 4,9 terjadi pada pukul 02.13.59 WIB, episenter terletak pada koordinat 2,80 LS – 122,20 BT tepatnya di laut lepas pantai Morowali pada jarak 8 km arah timur Bahodopi pada kedalaman 10 km, dirasakan dalam skala intensitas V-VI MMI di Bohodopi, dan III MMI di Bungku. Guncangan gempa ini sangat kuat dan berpotensi merusak di wilayah Kecamatan Bohodopi.

Gempa ketiga dirasakan dengan magnitudo 3,6 terjadi pukul 03.32.13 WIB, lokasi episenter terletak pada koordinat 2,71 LS – 122,06 BT tepatnya di laut, lepas Pantai Morowali, jarak 21 km arah tenggara Bungku pada kedalaman 28 km.

“Hingga pukul 07.00 WIB hasil monitoring BMKG sudah mencatat sebanyak delapan kali rentetan aktivitas gempa dalam berbagai variasi magnitude dan kedalaman,” ujar Daryono.

Dengan memperhatikan sebaran lokasi episenter dan kedalaman gempa di Morowali ini tampak bahwa gempa ini diduga dipicu oleh aktivitas sesar aktif Segmen Geresa yang memiliki kecenderungan berarah Barat Laut-Tenggara.

Menurut Daryono, berdasarkan data peta tingkat guncangan (shake map BMKG) menunjukkan bahwa gempa yang terjadi di wilayah Bungku, Siumbatu, Bahadopi di Morowali sejak pagi dini hari tadi dirasakan oleh masyarakat.

Bahkan dampak gempa yang paling kuat mencapai skala intensitas V hingga VI MMI yaitu gempa Bahodopi pada pukul 02.13.59 WIB dengan Magnitudo 4,9. Diskripsi guncangan ini adalah gempa yang dirasakan oleh semua warga, orang tidur dapat terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, dan terjadi kerusakan bangunan.

Wilayah Bungku merupakan kawasan seismik aktif yang rawan gempa. Sejak 2012 sudah mulai terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yang intensif.

Gempa dengan magnitudo 5,7 yang mengguncang Bungku pada 16 April 2012 merusak delapan rumah warga di tiga desa yaitu Desa Sakita, Desa Ipi dan Desa Bohoruru, menyebabkan beberapa warga menderita luka-luka.

Gempa merusak berikutnya terjadi pada 24 Mei 2017 dengan magnitudo 5,6. Gempa ini kembali merusak beberapa rumah warga di Desa Siumbatu, Bungku Selatan dan Desa Onepute, Bungku Timur, Kabupaten Morowali.

Daryono juga mengatakan, dengan meningkatnya aktivitas kegempaan di wilayah Bungku dan Bahadopi sejak pagi dini hari tadi, kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tetap waspada. Masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa dan segera mencari perlindungan jika terjadi guncangan gempa kuat.

“Karena wilayah ini rawan gempa maka setiap bangunan yang dibangun harus mengacu aturan bangunan tahan gempa, guna mengurangi risiko, dan dapat selamat saat terjadi gempa kuat,” pungkasnya.

Sebelumnya, pada Sabtu (2/1) lalu, gempa berkekuatan 4,7 magnitudo mengguncang wilayah Banggai dan sekitarnya.

Menurut BMKG pusat gempa berada pada titik koordinat 2.04 LS 122.56 BT, yaitu di laut Teluk Tolo 59 km arah Barat Lantibung, Kabupaten Banggai Laut. Adapun kedalaman pusat gempa (hiposentrum) tersebut adalah 10 Km.

Gempa yang terjadi pukul 21:59:25 Wita itu, tidak menimbulkan kerusakan seperti yang terjadi di Kabupaten Morowali. (awi/tirto.id)