Sosok Kepala Sekolah Fenomenal Tutup Usia
PALU, LUWUK POST—Insan pendidikan Kota Palu sedang berduka. Sosok kepala sekolah fenomenal, mantan kepala SMA 3 Palu M Arasy meninggal dunia Selasa (12/1) di usianya ke 63 tahun.
Mendiang dikenal bapak pendidikan lingkungan. Sejak 2002 diangkat kepala SMAN 3 Palu hingga 2015, ia menorehkan terobosan yang membuat Rusdy Mastura, Wali Kota Palu saat itu kagum. Cudi, gubernur Sulteng terpilih saat ini, pernah datang ke ruangannya menyampaikan kekaguman kepada Arasy.
Kekaguman terucap dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng, Irwan Lahace. “Ia kepala sekolah visioner,” kata Irwan Lahace melalui pesan WhatsApp.
Arasy ditempatkan di SMAN 3 Palu, usai sekolah itu terbakar tahun pada 2002. Ia mengembangkan SMAN 3 Palu secara perlahan. Para guru dan siswa terpaksa belajar di antara puing-puing bekas kebakaran, karena anggaran perbaikan belum tersedia.
Suasana sekolah pinggiran yang awalnya tak masuk kategori sekolah favorit di Kota Palu itu, terasa muram. Arasy yang pencinta tanaman ini, membawa ide menghijaukan sekolah.
Pada tahun 2010, Kementerian Pendidikan Nasional memberikan memberikan penghargaan kepada M Arasy, sebagai Kepala Sekolah Berwawasan Lingkungan tingkat nasional. Tahun 2011, ia mendapat penghargaan studi banding Benchmarking sekolah berwawasan lingkungan ke Inggris.
Tahun 2012 kembali diundang mengikuti studi banding Benchmarking, sekolah berwawasan lingkungan ke Swiss dan Italia. Saat itu Arasy mulai dikenal publik, dan sering menjadi narasumber wartawan kota Palu terkait inovasi pendidikan.
“Sekolah ini semula tak dipandang. Soalnya, siswa yang sekolah di sini kebanyakan dari kalangan bawah. Saya mencoba mencari cara untuk membuat sekolah pinggiran ini terbaca. Saya pakai penghijauan dan penguatan karakter untuk jadi unggulan,” kata Arasy, pada satu kesempatan kepada wartawan.
Kepemimpinan Arasy yang mampu memotivasi guru dan siswa untuk memajukan sekolah mendapat penghargaan. Pemerintah Kota Palu memberinya kesempatan studi banding, ke sekolah-sekolah di Malaysia dan Singapura. Ia juga ikut rombongan kepala sekolah yang dibiayai Kementerian Pendidikan Nasional studi banding ke London, Inggris.
Sampai saat ini, kemegahan dan hijaunya SMAN 3 Palu masih terasa sekali, berkat sentuhan dari Arasy.
Dari biografi M Arasy, mendiang pernah memimpin SMK Yadika Palu dan pensiun ada tahun 2020.
Ketua PGRI Sulteng, Syam Zaini, mengenang Arasy dengan penuh kekaguman. Ia menjadi motivator kepala sekolah muda. “Mengenang beliau, kita para guru akan merasakan semangat juang beliau yang tak pernah padam. Saat kita merasa lelah, ia hadir memberikan semangat kepada pendidik. Kami para guru sangat kehilangan beliau,” kata Syam Zaini, yang saat ini menjabat kepala SMAN 4 Palu. (bas)