Banggai Brother’s

Sejumlah Pemuda Balut Swadaya Melestarikan Terumbu Karang

 

BANGGAI, LUWUK POST-Sejak beberapa tahun lalu, pembiayaan pelestarian terumbu karang dari pemerintah Kabupaten Banggai Laut telah dihentikan. Namun, masih terdapat kelompok masyarakat yang mengupayakan pelestarian secara mandiri.

Sejumlah pemuda di Desa Bone Baru, Kecamatan Banggai Utara, selain melestarikan mangrove, mereka juga tergerak untuk melestarikan terumbu karang. “Kita bermain di mangrove dan terumbu karang, transplantasi,” jelas Sekretaris Yayasan Khatulistiwa Alam Lestari, Abdul Rahman B. Ngoning, pekan lalu.

Seperti halnya mangrove, upaya transplantasi dilakukan secara mandiri. Keterlibatan para pemuda dan kesadaran masyarakat membuat desa ini memiliki tutupan bakau dan terumbu yang terjaga. “Kita buat kegiatan swadaya, ya teman-teman bagaimana caranya,” tuturnya.

Ia menuturkan, di Desa Bone Baru telah terdapat kelompok pemuda yang tumbuh dan terlibat dalam pelestarian dan diberi nama Bodreks (Bone Baru Desa Ramah Edukasi dan Konservasi). “Anggota Bodrek ini sekitar 10 orang, rata-rata masih sangat muda. Mereka yang bangun gazebo-gazebo itu,” katanya.

Di pesisir Desa Bone Baru memang terdapat gazebo tempat beristirahat dengan beberapa pohon yang berdiri. Di depannya terbentang lautan tempat transplantasi terumbu karang. Di sisi kanan dan belakang gazebo merupakan tutupan mangrove.

Selain Desa Bone Baru, upaya pelestarian terumbu juga dilakukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Lokotoy, Kecamatan Banggai Utara. Pada akhir tahun 2019 kelompok ini menertibkan pelaku pembom ikan, kemudian diserahkan kepada kepolisian. Penangkapan dilakukan di Pantai Oyama yang selama ini menjadi destinasi wisata yang dikelola Pokdarwis. (ali)