Dari Pantoloan, Rempah Menuju Vietnam dan Tiongkok
PALU, LUWUK POST–Ekonomi Sulawesi Tengah mulai bangkit setelah terpukul pandemi yang berkepanjangan sampai saat ini. Menariknya, sektor pertanian bergeliat dan merambah pasar internasional.
Dari Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu, sebanyak 63,8 ton rempah-rempah asli Sulawesi Tengah diekspor ke Tiongkok dan Vietnam, Senin (29/3). Total nilai eskpor rempat itu mencapai Rp 3,7 miliar. Rempah-rempah yang diekpor merupakan bahan makanan warga Sulteng, mulai dari bawang merah, pala, kemiri, bahkan ketumbar pun kini sudah menjadi komoditi ekspor andalan Sulteng.
Komoditas rempah-rempah tersebut terdiri tiga komoditi utama yaitu lada putih sebanyak 50,13 ton dan bunga pala sebanyak 1,47 ton yang diekspor oleh PT Olam Indonesia dengan tujuan Vietnam serta pala biji sebanyak 12,18 ton yang diekspor oleh PT Yusri Multi Guna Abadi dengan tujuan Tiongkok. Sisanya rempah rempah dapur yang biasa digunakan ibu rumah tangga untuk memasak seperti bawang merah, ketumbar, kemiri hingga jahe.
Pelepasan komiditi ekspor ditandai dengan pelepasan 4 buah kontainer yang memuat 63,78 ton komoditas rempah-rempah. “Pelepasan ekspor perdana komoditas rempah-rempah secara bersama-sama ini membuktikan dukungan yang kuat dari kita terhadap petani dan pelaku usaha pertanian di Sulawesi Tengah” Ujar Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Bunga Elim Somba yang mewakili Gubernur Sulawesi Tengah.
ELim mengatakan, pemerintah provinsi Sulteng berharap Balai Karantina Pertanian dapat terus meningkatkan peranannya sebagai fasilitator perdagangan produk pertanian dalam memastikan bahwa seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal sanitari maupun fitosanitari. “Patut kita bersyukur bahwa ditengah pandemi covid-19 tetap meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Tengah,” kata Elim.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu Amril SSos MM mengatakan Balai Karantina Pertanian Palu mencatat 35 komoditi telah diekspor dari Sulawesi Tengah ke berbagai negara dengan nilai total barang mencapai Rp444 miliar lebih, yang didominasi dari sub sektor perkebunan seperti kelapa dalam, kelapa parut, minyak kelapa, kakao biji, getah pinus, cengkih dan lain-lain. (bas)