Perlu dukungan lebih dari sekadar jempol di laman Facebook untuk mendukung semangatnya. Rinal R. Yaluma, putra Desa Palam, Kecamatan Tinangkung Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan berhasil lolos seleksi timnas U-16, tingkat nasional. Prestasi yang moncer bertolak belakang dengan minimnya dukungan daerah.
Bagaimana tidak membanggakan, pada Minggu (14/3/2021) lalu, Rinal baru saja dicatat Asosiasi PSSI Provinsi sebagai salah satu perwakilan Sulawesi Tengah yang lolos untuk mengikuti seleksi U-16 tingkat nasional. Artinya selangkah lagi, Rinal akan berada di baris pemain timnas U-16 Indonesia, jika Tuhan merestui.
Ia bersama tujuh perwakilan dari berbagai daerah di Sulteng berhasil menyingkirkan 146 pemain lainnya yang ikut seleksi di tingkat provinsi. Rencananya Rinal akan diterbangkan ke Jakarta untuk mengikuti seleksi skuad Garuda di sana.
Prestasi itu merupakan catatan sejarah baru dalam dunia persepakbolaan Bangkep. Barangkali, sejak kulit bundar menggelinding ke Tanah Peling, belum satu pun legenda sepak bola daerah itu yang berhasil lolos seleksi timnas. Sayangnya, sejak awal keberangkatannya ke Palu, Rinal yang merupakan didikan dari SSB Pelo Bangkep itu hanya bermodalkan semangat dan restu dari orang tuanya. Uang yang dikantonginya untuk berangkat tak lebih dari Rp 2 juta. Itu pun hanya hasil pinjaman orang tuanya dari orang lain.
Tak sampai di situ, nasib malang Rinal lainnya adalah dia hanya bisa membawa logistik berupa Ubi Banggai dan ikan asin untuk dikonsumsi selama masa seleksi di sana. Padahal konsumsi seorang atlet harus bisa menunjang fisiknya, tapi apa daya hanya itu yang bisa dibawanya kesana.
Semua keadaan sulit itu tak sedikit pun mematahkan semangatnya mengharumkan daerah tercintanya. Sejumlah aktifis Bangkep yang merasa bersimpati dengan nasib Rinal, yakni Relawan Merah Putih dan Daulat Anak Negeri kemudian menggelar aksi penggalangan dana untuk Rinal, Kamis (25/3/2021).
Meski hanya berjumlah belasan orang, mereka rela berpanas-panasan berteriak lantang, bermodalkan kardus, di area perempatan pelabuhan Salakan, hingga memasuki area pelabuhan untuk meminta dukungan materi demi menambal semangat Rinal.
“Rinal seharusnya layak mendapat perhatian pemerintah karena dia lolos seleksi bukan hanya bawa nama keluarganya tapi naman daerah, tapi faktanya pemerintah hanya tutup mata dengan prestasi Rinal, ini sangat miris. Di daerah kita sibuk otak-atik anggaran daerah, di sana putra Bangkep rela berjuang membawa nama daerah,” ungkap Nasrul Adungka, Ketua Komunitas Daulat Anak Negeri Bangkep.
Anggaran yang terkumpul dari aksi yang dinamai ‘seribu koin untuk Rinal’ tersebut harus diakui jauh dari asa. Mungkin tak cukup Rp 100.000, sebab waktu penggalangan dana itu pun baru dimulai pada pukul 14.00, sebelum kapal berangkat ke Luwuk. Aksi pada jam itu dimaksudkan untuk menunggu ramainya orang di pelabuhan, tapi tidak seperti apa yang diharapkan. “Ia tidak banyak yang didapat cuma berapa. Tidak cukup seratus ribu. Tapi bolehlah karena waktu cuma singkat,” sebutnya.
Meski begitu, aksi para aktifis muda tersebut layak diacungkan jempol. Karena tanpa imbalan apa pun mereka berusaha untuk membantu Rinal agar tetap semangat berjuang membawa nama daerah.
Menurut Nasrul, jika tidak ada kendala, aksi itu rencananya akan dilanjutkan besoknya agar anggaran yang terkumpul bisa bertambah. Minimal sejuta yang bisa dikirim ke sana. Sebab untuk hidup di Jakarta perlu anggaran besar.
Karena itu, ia berharap agar warga Bangkep yang sempat melewati aksi galang dananya agar bisa sedikit memberikan sumbangsih untuk anak banggai yang sedang berjuang. Dia pun berharap doa dari masyarakat agar Rinal bisa lolos menjadi pemain timnas. (tr-01)