LUWUK, LUWUK POST.id – Sekelompok anak muda yang tergabung dalam Komunitas Pemerhati Gua Kabupaten Banggai melakukan eksplorasi Gua Wira yang terletak di antara Desa Bantayan, Kecamatan Luwuk Timur dan Desa Ranga-Ranga Kecamatan Masama selama dua hari, (21-22/6).
“Kegiatan ini dilakukan dalam rangka eksplorasi dan pendataan potensi batuan karst purba serta pengambilan gambar ekosistem berbasis wisata edukasi perut bumi,” ujar salah satu peserta eksplorasi tersebut, Salihuddin suling.
Perihal yang mereka kerjakan saat berada dalam gua, ia menjelaskan, banyak hal-hal yang dilakukan tim yang terdiri dari 8 anak muda tersebut, diantaranya pengambilan data flora dan fauna dalam goa, serta mengamati keindahan dalam gua dengan berbagai ornamen-ornamen yang terbentuk untuk dijadikan objek fotografi.
“Perlu perhatian khusus serta tindak lanjut untuk jadi perhatian dikarenakan pentingnya menjaga ekosistem yg ada di area goa, mari lakukan edukasi penyelamatan kawasan, dikarenakan banyak potensi yg dilakukan terkait keindahan perut bumi,” sambung pria yang akrab disapa Jap itu.
Gua sendiri adalah sebuah lubang alami di tanah yang cukup besar dan dalam. Beberapa ilmuwan menjelaskan bahwa dia harus cukup besar sehingga beberapa bagian di dalamnya tidak menerima cahaya matahari, namun dalam penggunaan umumnya pengertiannya cukup luas, termasuk perlindungan batu dan gua laut.
Terkait keberadaan kelompok mereka, ia menuturkan, komunitas pemerhati gua adalah sekumpulan anak muda yg suka menelusuri perut bumi, biasanya disebut para (Caver). Mereka menyenangi keindahan perut bumi, eksplorasi gua atau Caving berasal dari kata “cave” yang artinya gua.
Mereka secara legal belum merupakan sebuah lembaga atau organisasi, hanya sekumpulan orang-orang yang disatukan atas dasar minat yang sama. Tanggal 12 Juli 2021 akan menyelenggarakan musyawarah besar (mubes) mereka yang pertama dengan menggunakan nama resmi, Speleologi Banggai.
“Ruang alamiah di dalam bumi, yang biasanya terdiri dari ruangan-ruangan dan lorong-lorong menjadi hal yang menantang dalam aktivitas penelusuran gua, apalagi keadaannya yang gelap total. Justru keadaan seperti ini yang menjadi daya tarik bagi pemerhati gua. Petualangan di lorong gelap perut bumi merupakan tantangan tersendiri bagi kami pemerhati gua,” tutup Jap. (abd)