Metro

TVRI dan Rompong Angkat Legenda Maeta’ ke Layar Kaca

Proses syuting film “Maeta’” di Desa Buon, Kecamatan Luwuk Timur (16/6) [Foto: Istimewa]
LUWUK, LUWUK POST.id – Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) bekerja sama dengan Komunitas Seni Rompong memproduksi film lokal berjudul “Maeta’ yang ditulis dan disutradarai oleh Mega Ismail. Film ini akan diputar di stasiun TVRI seluruh Indonesia pada 3 Juli 2021 mendatang.

“Pembuatan film ini merupakan bagian dari Program Anak Indonesia TVRI, jadi stasiun TVRI di seluruh Indonesia menggarap film dengan tema yang sama, nah untuk Sulawesi Tengah, judul filmnya Maeta’ supaya sekalian bisa mengangkat budaya dan kearifan lokal di Banggai”, ujar Sutradara Film tersebut, Mega Ismail, Senin (21/6).

Terkait teknis pelaksanaan, ia menuturkan, proses pengambilan gambarnya berlangsung di Desa Buon, Kecamatan Luwuk Timur selama 4 hari (16-19/6). Sekarang sedang dalam tahap pasca produksi berupa penyuntingan daring.

“Tantangan bekerja bersama anak-anak adalah harus menunggu mood mereka terlebih dahulu sebelum melakukan syuting. Anak-anak juga belum terbiasa menghafal naskah,” sambung Pengarah Program Acara TVRI Sulawesi Tengah itu.

Menurut konsultan dan narasumber cerita film tersebut, Subrata Kalape, S.Sn,  Ide cerita terinspirasi dari karya tarinya berjudul “Maeta’” yang ditampilkan pada saat Festival Tari Nusantara di Jakarta pada Tahun 2015. Maeta’ Juga merupakan legenda mistis yang diceritakan secara turun temurun di Kabupaten Banggai. Maeta’ sendiri merupakan sosok monumental dengan sisi mistis yang kuat sehingga menarik untuk diangkat menjadi sebuah film dan sangat relate dengan masyarakat yang akrab dengan cerita tersebut. Pemainnya adalah anak-anak usia SD dan orang tua asli Kabupaten Banggai yang di casting terlebih dahulu olehnya.

“Tetapi yang ditonjolkan dalam film ini bukan sisi individu Maeta’ sendiri, melainkan edukasi kepada anak-anak agar jangan berada diluar pada waktu malam karena ada bahaya yang bisa saja mengancam. Sosok Maeta’ akan hadir sebagai antagonis dalam cerita tersebut. Ia akan divisualisasi berdasarkan penuturan orang-orang, berupa hantu yang memakai baju merah dan suka menculik anak,” imbuh pria yang memerankan Ustad Ahmad dalam film tersebut.

Ia juga menambahkan, sebelum menghadirkan sosok mistis yang dipercayai keberadaannya oleh mayoritas masyarakat Banggai tersebut, Subrata dan kru TVRI melakukan do’a bersama terlebih dahulu. (abd)