LUWUK, LUWUK POST.id – Aliansi Lembaga Kemahasiswaan Universitas Tompotika (Untika) Luwuk yang tergabung dalam “Poros Mahasiswa Untika” melakukan aksi demonstrasi terkait kinerja pimpinan Universitas yang dianggap lebih memprioritaskan pemilihan rektor (Pilrek), daripada menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di kampus.
Aksi tersebut berlangsung di depan Gedung Rektorat Untika pada hari Senin (9/8) yang dimulai pukul 10.00 Wita. Selain menyampaikan orasi, mahasiswa juga membakar Ban di saat lokasi aksi. Sampai aksi selesai, tidak ada satupun pimpinan universitas yang menjawab tuntutan massa aksi secara formal.
Poros Mahasiswa Untika merupakan wadah himpunan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di setiap Fakultas yang ada di Untika serta lembaga-lembaga kemahasiswaan di lingkup Untika. Adapun poin tuntutan yang mereka suarakan pada saat aksi adalah, berikan fasilitas kampus yang memadai, lanjutkan pembangunan yang mandek di Untika, perhatikan kurangnya tenaga pengajar yang ada di Untika, perhatikan akreditasi yang kadaluarsa di beberapa fakultas, transparansi anggaran pendidikan di Untika serta turunkan biaya pendidikan di masa pandemi.
Koordinator Aksi, Rifat Hakim menjelaskan, ada banyak keresahan mahasiswa hari ini yang seharusnya mampu dilihat oleh pihak rektorat, namun pada prakteknya, alih-alih mengundang mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan tersebut pihak universitas malah sibuk melakukan pemilihan rektor yang terkesan tiba-tiba, tentu ini adalah kondisi yang semakin membuat mahasiswa bertanya-tanya ada apa dengan sistem Pendidikan kita hari ini khususnya Birokrasi Untika. Apakah kepentingan normatif mahasiswa hari ini tidak penting sehingga lebih mementingkan Pilrek?
“Demokratisasi dalam kampus akan terwujud dengan melibatkan mahasiswa dan unsur lainnya dalam perumusan kebijakan kampus, saran dan masukan mahasiswa harus di pertimbangkan guna menciptkan iklim Pendidikan yang lebih demokratis, jika tidak, maka sama saja kampus hanya menjadi ladang komersialisasi dan lembaga pelayan kapitalis,” sambung Presiden Mahasiswa Untika itu.
Diakhir, ia juga menambahkan ke pewarta, keterlibatan mahašiswa dalam merumuskan kebijakan kampus sangat penting karena kebijakan yang akan diambil berdampak juga pada mahasiswa itu sendiri, seperti kenaikan biaya Pendidikan dan lain sebagainya. Namun dalam prakteknya keterlibatan mahasiswa dan lembaga mahasiswa sangat minim di Untika.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pimpinan kampus. Wartawan telah mencoba mendatangi kampus, namun pihak terkait tidak berada di tempat. Bahkan, upaya konfirmasi melalui pesan whatsapp tak membuahkan hasil. (abd)