Peringati Kemerdekaan Indonesia, Freedive Kibarkan Merah Putih di Laut Kilo 5
LUWUK, LUWUK POST.id – Banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, salah satunya bisa melalui upacara pengibaran bendera, tetapi berbeda dengan Komunitas Freedive, para pegiat kegiatan menyelam itu melaksanakan upacara dan mengibarkan Bendera Merah Putih di bawah laut Kilo 5, Kelurahan Tombang Permai, Kecamatan Luwuk Selatan, pada hari Selasa (17/8).
Bendera yang berukuran 10 x 6 meter itu awalnya dibentangkan di permukaan laut oleh tim Freedive bersama beberapa orang dari Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Kabupaten Banggai, selanjutnya Bendera Merah Putih tersebut diikatkan di tiang untuk dikibarkan di bawah laut dengan kedalaman 10 meter. Total yang ikut berpartisipasi sebanyak 30 orang.
Kegiatan dimulai pukul 09.00 Wita dan selesai pukul 11.00 Wita. Rangkaian acaranya berupa pembentangan, pengibaran bendera dirangkaikan dengan penghormatan, foto bersama, lalu latihan menyelam. Terakhir di sore hari, dilakukan penurunan bendera.
“Kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa dengan adanya pembentangan di bawah laut ini, masyarakat dapat lebih mencintai laut, karena laut merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Untuk kegiatan ini, kami mencari dana sendiri tetapi didukung oleh Kantor Imigrasi Banggai dan Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk,” tutur koordinator kegiatan tersebut, Acho Akina Chowji.
Terkait keberadaan Freedive, salah satu anggota mereka, Lady Diana Khartiono menuturkan, Freedive mulai aktif sejak tahun 2018, Penggagasnya adalah saudara Acho sendiri. Freedive adalah sebutan untuk olahraga air, jadi teman-teman Komunitas Freedive di seluruh dunia biasanya saling terhubung karena membutuhkan ilmu pengetahuan yang sama, misalnya ada grup FB khusus Freedive, dimana yang profesional dan pemula dapat saling berbagi pengalaman.
“Biasanya setiap minggu ada latihan, orang-orangnya silih berganti, tapi buih pengikat untuk latihan sudah ada di salah satu warung di Kilo 5, jdi siapa saja yg mau pakai bisa ambil disitu dan dikembalikan setelahnya. Kami juga sering melakukan bersih-bersih laut. Sambil menyelam angkat sampah,” sambung Dosen Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk itu.
Ia juga berujar kepada Pewarta, orang-orang yang tergabung di Freedive adalah para spero (penembak ikan), scuba dan para pecinta Freedive lain dengan latar belakang pekerjaan yang beragam. Anggota mereka sudah banyak, tapi karena tidak berbentuk struktur jadi tidak diketahui pasti jumlahnya.
“Kepada masyarakat Banggai, mari kita bangga dengan laut kita, terus menjaga keindahan dan ekosistem laut. Jangan buang sampah sembarangan! Mari melindungi karang-karang dengan tidak menginjak atau merusak karang, sehingga anak cucu kita masih dapat menikmati kekayaan laut di Indonesia,” tutup Lady. (abd)