SALAKAN, LUWUK POST-World Clean up Day (WCD) tahun 2021, jatuh pada Sabtu (18/9). Tak banyak yang tahu tentang hari besar dunia ini. Karena sejauh ini, belum banyak gerakan sosial yang secara konsisten peduli terhadap dengan kebersihan lingkungan.
Faktanya, di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tiap tahun harus membunyikan alarm untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya hari itu untuk bumi. Hari dimana sedikit kesadaran manusia dibutuhkan Planet Bumi untuk berbalas budi.
Ferdy Salamat, Kepala DLH Bangkep, beberapa hari jelang WCD tahun ini merasa dilema. Hasrat besarnya untuk memperkenalkan hari dunia itu ke masyarakat, terbentur dengan masalah dana. Meski begitu, pihaknya tetap berkeras untuk melaksanakan kegiatan, walau pun sederhana adanya.
“Saya berfikir, kira-kira kegiatan apa yang bisa dilakukan hanya dengan modal nekat? Bagaimana cara supaya masyarakat berpartisipasi? Dua hari sebelum kegiatan, tiba-tiba DLH Propinsi pun menyurat ke kita agar tetap buat kegiatan walau cuma kegiatan kecil, tapi fokusnya ke laut,” ucap Ferdy siang itu di kantornya, Jumat (17/9).
Lanjut dia, perintah dari surat itu langsung mengarahkan ingatannya ke Laguna Salakan. Pertimbangannya, selain bagian dari laut dan mudah dijangkau, laguna itu menjadi satu-satunya tempat di kawasan ibukota yang terus menjadi pelampiasan pembuangan sampah.
Pada Kamis (16/9), Ferdy meminta Luchy Herawati, Kabid Pengelolaan Persampahan, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas untuk menyampaikan hal itu surat ke Desa Bongganan dan Desa Baka, melalui Kecamatan. Surat itu berisi ajakan mengangkut Sampah di Laguna.
Strategi untuk merangsang semangat partisipasi masyarakat pada kegiatan itu dilakukan Ferdy dengan mengajak kerja sama pihak bank sampah untuk menghargai setiap hasil angkutan sampah. Dengan begitu membuat antusias mereka semakin tinggi.
“Sebetulnya tanggalnya kan hari sabtu, tapi karena libur, maka saya putuskan kegiatannya dimajukan hari Jumat. Sehingga terkesan mendadak,” ungkap Ferdy.
Intinya dalam kegiatan WCD, menurut dia, keterlibatan masyarakat. Sebab pada dasarnya, WCD diperingati untuk membangun kesadaran masyarakat tentang bagaimana sampah secara perlahan-lahan merusak ekosistem planet bumi.
“Saya punya alasan kuat, kenapa Laguna itu harus jadi fokus perhatian. Karena memang, itu sejalan dengan agenda penataan kota pemerintah daerah. Dan lebih penting dari itu adalah sumber daya yang di dalamnya. Karena laguna itu masih merupakan bagian dari ekosistem laut,” jelas dia.
Hingga Jumat (18/9) pagi, pukul 08.00 WITA, sebelah selatan laguna, tepatnya di depan SMA Negeri I Tinangkung mulai ramai. Halte depan sekolah dan tenda DLH dipenuhi Para pegawai DLH serta ratusan masyarakat warga dari dua desa mulai memadati area itu. Tiga unit truk sampah disipakan DLH.
Hebatnya, Bupati Bangkep, Rais D. Adam pun menyempatkan diri hadir dalam kegiatan itu. Bupati mengapresiasi penuh WCD kali ini. Dinilai Bupati, kegiatan tersebut bermanfaat sebagai bagian dari upaya penataan kota Salakan. Ucapan terima kasih pun disampaikan ke DLH dan masyarakat yang telah bersatu memberi perhatian ke Laguna.
Di Laguna, suara mesin katinting dari beberapa perahu milik warga Bongganan pagi itu menambah ramainya suasana WCD. Perahu-perahu pengangkut sampah itu memunggut sampah yang terapung di permukaan laguna, lalu diantar ke tepi untuk dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disiapkan.
Selain dengan perahu, sebagian besar masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu dari Desa Baka, ada yang memunggut sampah yang terdampar di tepi laguna.
Sampah yang berhasil dikumpulkan dari kegiatan yang dimulai dari pukul 08.00 – 11.00 WITA itu mencapai kurang lebih 2 ton (Sampah plastik 228 kg , sampah botol 116 btl, sampah campuran 1747 kg). Tiga buah truk sampah yang telah disiapkan, semuanya terisi penuh. (Rif)