HeadlinesMetro

Dalam Giat “Gebyar Museum”, Bupati Banggai Kagum Dengan Bahasa Andio

DUKUNG KEBUDAYAAN: Bupati Banggai Amirudin Tamoreka saat menghadiri kegiatan gebyar museum, di museum Daerah, Senin (18/10). [Foto: Istimewa]
LUWUK, LUWUK POST.id -Bupati Banggai Amirudin Tamoreka mengakui, budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia, sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Saat menghadiri kegiatan gebyar museum lomba mendongeng, pidato bahasa daerah dan lomba lagu Nasional, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Bidang Kebudayaan di Museum Daerah, Bupati mengaku, dalam perjalanan kehidupan manusia di daerah Kabupaten Banggai, telah membawa sejumlah warisan budaya masa lalu yang sangat mempengaruhi terhadap sikap dan memberi warna perilaku serta pola kehidupannya. “Warisan budaya masa lalu dari manusia yang hidup di Kabupaten Banggai ini bisa dilihat pada adat kebiasaan dan upacara-upacara adat yang semuanya ada kaitan dengan kepercayaan agama dan suku” terangnya.

Zaman sekarang ini menurutnya, generasi muda hanya suka memperhatikan setiap prosesi upacara adat yang berlangsung, tanpa mengetahui budaya yang ada, terlebih dalam berbahasa baik Banggai, Balantak, dan Saluan. “Dan juga bahasa Andio, yang mana itu, saya mau lihat (dengar),” ungkapnya.

Selain itu menurutnya, generasi muda sudah tidak mengetahui bahasa daerah yang dituturkan pada saat pelaksanaan upacara adat atau penyambutan tamu.

“Berkaitan dengan kegiatan ini Pemda Banggai telah memprogramkan pengembangan nilai-nilai kearifan lokal antara lain penyiapan mata pelajaran pilihan nilai-nilai kearifan lokal lewat pendidikan formal dan non formal serta pelibatan nilai-nilai lokal dalam acara memperkenalkan nasional sebagai nilai-nilai upaya luhur masyarakat Kab. Banggai”, akunya.

Kepala Dinas Pendidikan Nurjalal yang turut hadir mengatakan, pelaksanaan gebyar museum adalah untuk menumbuh kembangkan kecintaan anak-anak siswa terhadap museum sebagai pusat informasi tentang sejarah Kabupaten Banggai. Dimana didalamnya terdapat berbagai macam koleksi bersejarah serta menghilangkan image keberadaan museum yang oleh Sebagian orang sebagai penghias kota dan tempat menyimpan benda-benda kuno.

“Selain itu, kegiatan ini untuk melestarikan Kembali budaya babasalan yakni mendongeng dan pidato dalam bahasa Banggai, balantak, saluan, dan andio,” pungkasnya.Usai sambutan, Bupati Banggai, berkesempatan mendengarkan pidato dari seorang siswa yang menggunakan bahasa Andio yang berasal dari Kecamatan Masama. Dalam kesempatan tersebut orang nomor satu di Kabupaten Banggai itu sempat mengartikan beberapa kalimat yang dilontarkan oleh siswa tersebut. (gom)