HeadlinesMetro

Diduga Serobot Lahan dan Lakukan Kriminalisasi Terhadap Petani, KLS-Sawindo Kembali Didemo Masyarakat

Front Rakyat Advokasi Sawit (FRAS) saat melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sulawesi Tengah (21/10). [Foto: Istimewa]

PALU, LUWUK POST – Kelompok masyarakat yang mengatasnamakan diri Front Rakyat Advokasi Sawit (FRAS) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sulawesi Tengah (21/10) terkait penolakan terhadap perampasan lahan dan kriminalisasi petani yang diduga dilakukan oleh PT. Sawindo Cemerlang, PT.Kurnia Luwuk Sejati (KLS), dan PT. Agro Nusa Abadi yang beroperasi di Kabupaten Banggai dan Morowali Utara.

Tidak hanya FRAS, demo mengkritik dan mengecam tindakan ketiga perusahaan tadi telah dilakukan beberapa kali dan pernah dilaksanakan di tahun-tahun sebelumnya oleh kelompok aliansi masyarakat yang berbeda-beda, baik mahasiswa, pemuda, organisasi masyarakat, lembaga advokasi bahkan solidaritas petani sawit sendiri. Aksi pernah dilakukan di perusahaan langsung, memblokade akses perusahaan, pernyataan kecaman di media hingga penyampaian aspirasi ke pemerintah daerah dan lembaga legislatif.

Aksi yang dimulai pukul 10.00 Wita itu memuat tuntutan, kembalikan tanah rakyat, moratorium seluruh perizinan perusahaan perkebunan sawit di Sulteng, hentikan Aktivitas PT. Kurnia Luwuk Sejati, PT.Sawindo Cemerlang dan PT. Agro Nusa Abadi sampai dengan lahan rakyat kembali, serta jalankan Reforma Agraria untuk rakyat.

“Perusahaan Sawit PT Kurnia Luwuk Sejati dan PT Sawindo Cemerlang juga melakukan praktek-praktek perampasan lahan dan kriminalisasi petani, padahal petani-petani tersebut memiliki surat sertifikat tanah,” ujar perwakilan massa aksi, Noval A. Saputra.

Ia melanjutkan, praktek perampasan lahan seperti bukan sesuatu yang baru bagi perusahaan monopolistik terhadap lahan seperti perusahaan sawit, makannya FRAS sebagai Aliansi yang fokus melakukan kerja advokasi berkaitan dengan kasus konflik agraria melakukan demonstrasi.

Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura walaupun sempat adu mulut langsung dengan demonstran, tetapi pada akhirnya ia berjanji akan mengakomodir segala tuntutan yang dikemukakan massa FRAS.
“Jika tidak diindahkan, kami akan kembali dengan masa yang lebih banyak,” kembali Noval menegaskan. (abd)