SALAKAN, LUWUK POST-Kelangkaan BBM yang terjadi di Kota Salakan dan Sekitarnya, membuat semjumlah pihak terping-pinga. Pasalnya, di wilayah kecamatan lain, BBM utamanya jenis Premium tetap tersedia secara normal.
Kelangkaan itu pun berimbas pada munculnya tudingan penimbunan BBM yang dialamatkan ke Pengelola SPBU, FN.
Kelangkaan Premium di Salakan dan sekitarnya mulai terjadi sejak Kamis (16/11) hingga hari ini, Senin (22/11). Meski masih tetap tersedia di beberapa pengecer dengan harga jual cukup tinggi, namun warga sempat dibuat kelimpungan mencari sumber pengisian di seisi Kota.
Untuk mencari informasi terkait kelangkaan yang terjadi, Media ini mencoba menemui salah seorang sumber terpercaya, Minggu (21/11). Sumber itu membenarkan bahwa sejak sepekan belakangan, 43 ton telah dikirim ke Bangkep, termasuk untuk SPBU Seasa dan SPBU Kautu.
“Kalau tidak salah Seasa kemarin mintanya 20 ton, dikase cuma 10 ton. Kautu juga begitu permintaannya 20, tapi dikasi cuma 8 ton. Cuma saya tidak tau, apa sudah diangkut kemari (Salakan) atau belum. Itu dikirim dua hari lalu,” ungkapnya
Pertamina, sebut dia, belum memberikan penjelasan terkait faktor kelangkaan BBM, utamanya jenis Premium. Tapi, untuk mentaktasi kebutuhan masing-masing wilayah, Pertamina telah menghitung stok yang perlu didistribusi ke tiap-tiap SPBU.
Meski begitu, dia mengaku heran. Pasalnya, stok sebanyak 8 ton yang telah dikirim dua hari sebelumnya, belum dijual di SPBU Kautu. Olehnya itu ia meminta agar dilakukan penelusuran.
Untuk memastikan pendistribusian, ia sempat menelepon salah seorang petugas Pertamina. Hasilnya, pihak pertamina mengakui pemasokan 43 ton tersebut.
Dia bahkan menyebut FN melakukan ‘permainan’. Sebab terkadang, menurutnya, FN membawa stok SPBU miliknya untuk dijual ecer di rumah salah seorang yang biasa ia titipkan untuk mengecer.
Dia juga menyebutkan bahwa dua minggu sebelumnya, FN mempunyai stok sebanyak 5 ton. Tapi stok sebanyak itu, tidak dijual di SPBU, malah di jual di rumah orang lain.
“Dua minggu lalu, sama-sama dengan saya punya, tapi dia punya duluan. Itu ada 5 ton. Tapi dia tidak jual di SPBU, dia malah jual di rumah untuk dijual eceran,” tudingnya.
Menanggapi tudingan itu, FN mengaku tidak pernah melakukan penimbunan. Stok 8 ton miliknya, hingga hari ini belum diangkut dari Pelabuhan Bonepuso. Kemungkinan, diperkirakan dia, Selasa (23/11) sampai di Kautu.
FN pun mengakui, pekan lalu, di SPBU yang dikelolanya sempat tersedia stok sebanyak 5 ton. Namun, dengan waktu yang relatif singkat, yakni sehari, sudah habis. Ia pun menampik tudingan soal penjualan yang dilakukan di rumahnya.
“Kalau saya bawa di rumah, tentu ada kelihatan saya jual ini. Tapi ini tidak ada,” kata dia, saat ditemui sejumlah awak media di rumahnya, Senin (22/11).
Lanjut dia, persoalan kelangkaan BBM di akhir tahun sudah biasa terjadi. Tahun-tahun sebelumnya pun, kata dia, juga terjadi kondisi yang sama. (Rif)