Gelar Konferensi Pers, Polres Bangkep Ungkap Kasus Penganiayaan
SALAKAN, LUWUK POST-Polres Banggai Kepulauan (Bangkep) menggelar Konferensi Pers, Kamis (25/11) untuk mengungkap kasus penganiyaan berujung kematian, yang terjadi di Jalan Banglamayu, Desa Dangkalan, Kabupaten Banggai Laut pada 17 Oktober 2021, lalu.
Mewakili Kapolres Bangkep, AKBP Bambang Herkamto, SH, Wakapolres, Kompol Hamdan, S.Kom., M.Si yang didampingi, Kasubag Humas, AKP Nicolas Wagey, SH dan Kasat Reskrim, Iptu, Ismail SH memimpin giat yang bertempat di Aula Endra Dharmalaksana Mapolres tersebut.
Wakapolres mengungkapkan, dalam kasus tersebut Sat Reskrim Polres Bangkep telah mengamankan tiga orang pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, yakni RA (31), AM (27), dan FA (23). Ketiganya ditangkap atas dugaan penganiayaan yang mengkibatkan hilangnya nyawa korban JD (38).
Sejumlah barang bukti yang digunakan pelaku dalam kasus penganiayaan tersebut yang terdiri dari beberapa potongan balok kayu, sebilah pisau, dan sebuah batu, ditunjukkan dalam giat tersebut.
Ketiga tersangka diproses hukum berdasarkan Lp-B/79/X /2021/SPKT/Sek-Bgi/ Res-Bkp/ Polda Sulteng tanggal 20 Oktober 2021. Penyidik Polres juga telah membuat dan mengirim surat penyidikan pada pihak penuntut umum, untuk tahap pertama.
Kasat Reskrim, Iptu Ismail, SH menuturkan, peristiwa bermula saat JD memberikan uang sebesar Rp 100.000 kepada tersangka RA untuk dibelikan bensin. Tapi RA, malah mengatakan akan membelenjakan uang itu untuk membeli cap tikus.
JD yang tak terima perkataan RA itu, kemudian marah dan mendorong RA. Dorongan JD itu lantas membuat RA marah dan melontarkan bahasa ancaman akan memukul JD. Dengan nada melawan, JD pun menyilahkan RA memukulnya.
Tanpa pikir panjang, RA langsung mengarahkan tinjunya kanannya ke arah wajah JD. Seketika itu JD terjatuh, lalu berdiri dan balik menyerang. Sehingga, pergumulan sempat terjadi selama beberapa waktu, sebelum keduanya kembali ke rumah masing-masing.
Tak sampai disitu, RA kembali mencari JD dengan membawa sebilah parang. Tapi RA hanya menemukan motor milik JD. RA yang ditemani AM, pun sempat melampiaskan amarahnya dengan menghantam bagian depan motor, sebelum motor tersebut ia dorong ke rumahnya.
Merasa tak puas, JD lalu mendatangi RA di rumahnya dengan membawa pisau. Usai mengeluarkan sepatah kalimat, JD langsung menghujamkan pisau ke tubuh RA. Akibatnya, tangan RA terluka, karena mencoba menghalau pisau tersebut. Untuk menyelematkan diri, RA kemudian lari dan bersembunyi.
Saat tengah berdiri dan berjaga-jaga di sebuah jalan dengan sepotong balok kayu, RA tiba-tiba melihat JD mendatangi Rumah IKEL. Tak mau ambil resiko, IKEL berusaha melarikan diri, tapi tetap dikejar JD yang masih memegang pisau. RA lalu menghadang JD dan menghantamkan balok kayu ke tubuh JD. Tapi JD, terus menghujamkan pisaunya.
RA, kembali berlari dan bersembunyi, tapi dia sempat melihat adiknya FA muncul di jalan. Setelah itu RA tak mengetahui lagi kejadian selanjutnya. RA kemudian mengetahui adiknya sempat berkelahi dengan JD, setelah FA menunjukkan luka di bagian pahanya akibat serangan pisau JD.
RA lagi-lagi bertemu JD di jalan. Tapi JD justru menunjukkan sikap berbeda. Dia berpura-pura membuang pisau yang dipegangnya, dan memeluk RA. Saat memeluk, ia tiba-tiba menggigit bahu RA. Spontan RA mendorong JD hingga tersungkur, lalu memukul JD dengan balok di tangannya.
JD pun kembali mengambil pisaunya di tanah. Melihat itu, RA mencoba berlari, tapi terjatuh. Secepatnya, JD menindih tubuh RA dengan maksud menikam RA. Sayangnya, saat hendak mengangkat pisaunya, lemparan batu AM, saudara RA, justru lebih dulu membentur kepala JD.
Kesempatan itu dimanfaatkan RA untuk melepaskan diri dari tindihan JD. RA yang berhasil berdiri, kemudian melayangkan tinju keras wajah korban sebanyak dua kali. Hantaman tinju itu kian melemahkan JD hingga dirinya tergeletak di tanah.
Tak sampai disitu, FA yang datang membawa balok kayu langsung menghantamkannya ke wajah DJ berkali-kali hingga membuat JD tak sadarkan diri.
Tapi kemudian RA menghalau FA adiknya.
Usai kejadian itu, masyarakat pun berdatangan dan membawa tubuh JD yang sudah bersimnah darah dan sudah tak berdaya ke Rumah Sakit Adean untuk dilakukan perawatan. Hingga akhirnya JD menghembuskan nafas terkahir dua hari kemudian. (Rif)