SALAKAN, LUWUK POST-Aksi nyata guru di Banggai Kepulauan (Bangkep) dalam Peningkatan kualitas pendidikan di daerah, layak dibanggakan. Pasalnya, dari aksi tersebut, sejumlah guru berhasil membawa nama daerah di kancah nasional, melalui Program Guru Penggerak (PGP).
Kemendikbud Ristek, setidaknya telah empat kali membuka kesempatan (angkatan) bagi guru di berbagai daerah, termasuk Bangkep yang mendapat kesempatan dua kali, di angkatan I dan 4, untuk mengikuti seleksi PGP
“Untuk Bangkep itu, ikut di angkatan satu, sama-sama dengan Parigi Moutong. Yang lolos, bangkep sebanyak 23 orang dengan Parigi Moutong sebanyak 56 orang, kalau tidak salah,” tutur Ngudirisno, Kordinator Guru Penggerak Bangkep, Kamis (23/11).
Lanjut dia, Bangkep, di angkatan 1 berhasil meloloskan 30 peserta dari sekira 50 lebih peserta, di tahap I. Tapi peserta yang lolos tahap II, untuk ikut pendidikan hanya 24. Satu peserta mundur, dengan alasan kesehatan
Dilansir dari sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id jumlah seluruh peserta guru penggerak angkatan 1 yang lolos mengikuti pendidikan selama 9 bulan sebanyak 2.800 dari 19.218 peserta se-Indonesia. 24 peserta di antaranya, peserta dari Bangkep.
Pada pembukaan seleksi angkatan 4, Bangkep kembali mendapat kesempatan kedua, bersama Banggai Laut, dan Morowali. Pada kesempatan itu, sebanyak 50 lebih peserta. Tapi yang lolos tahap pertama hanya 18 orang. Kemudian, di seleksi tahap kedua hanya 5 orang.
Meurutnya, apa yang dicapai guru di Bangkep melalui PGP layak mendapat apresiasi, mengingat keterbatasan fasilitas pembelajaran di Bangkep, tidak membatasi para guru untuk menujukkan daya saing dengan guru-guru, perwakilan dari daerah yang lebih maju dari sisi fasilitas pembelajaran.
“saya kira ini prestasi nasional yang layak mendapat apresiasi. Karena di balik keterbatasan fasilitas pendidikan, guru-guru kita justru mampu bersaing dengan perwakilan dari berbagai daerah lain yang notabenenya lebih maju dari sisi faisilitas,” ucapnya.
Koordinator Pendamping PGP, Abd Hamid Lindayo, pun memberikan tanggapan serupa. Baginya, PGP menjadi semacam wadah yang memberi kesempatan bagi seluruh guru di Indonesia untuk mengukur kemampuan membangun semangat merdeka belajar di sekolah.
“Artinya, siswa benar-benar bisa merasakan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Sehingga, semangat belajar di sekolah bisa tumbuh,” terangnya.
Terlebih lagi, proses tahapan yang dilalui sangat selektif. Para guru yang mengikuti seleksi PGP, diminta lebih inovatif menyelesaikan berbagai contoh persoalan tentang pembelajaran di era milenial. Sehingga, dia menilai, guru-guru yang lolos seleksi, adalah guru yang siap ditempatkan di sekolah mana pun.
Hebatnya, dua dari empat peserta yang mengikuti kegiatan pasca pendidikan di angkatan pertama meraih predikat sebagai peserta terbaik. Kedunya adalah guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, yang bersama-sama mengikuti kegiatan dengan guru BK.
“kalau untuk prestasi, dua guru mata pelajaran bahasa Indonesia meraih predikat sebagai peserta terbaik,” tutur Wahdania Simaa, salah seorang Pendamping PGP.
Kegiatan tersebut dipusatkan di masing-masing P4TK. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, kegiatannya, di P4TK bahasa, begitu juga dengan P4TK BK.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang PGTK Dikbud Bangkep, Ramarani mengatakan, keberhasilan para guru yang lolos dari seleksi PGP, sejatinya merupakan bentuk dari semangat kemandirian untuk ikut berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan di daerah.
“Untuk peserta dari Bangkep yang belum lolos, saya berharap untuk tidak putus asa. Sebab ini bukan akhir, masih ada kesempatan untuk terus mengembangkan profesionalitas di kesempatan berikutnya,” kata Ramarani.
Sebaliknya, dia percaya kepada para guru yang dinyatakan sudah lolos seleksi untuk mengemban amanah dalam rangka perbaikan pendidikan di Kabupaten Bangkep. (Rif)