Breaking NewsDaerahHeadlinesReview

Anak Rela Akhiri Hidup di Tali Gantungan Gegara Ayah Tak Mampu Beli HP Android

Anak Bunuh diri : Polisi berfoto dengan tali Gantungan yang digunakan AL untuk bunuh diri, Minggu (23/1). [FOTO : POLSEK BULAGI]
SALAKAN, LUWUK POST-Seorang anak di Kecamatan Bulagi Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan rela mengakhiri hidupnya di tali gantungan, gegara keinginannya untuk memiliki HP Andorid belum bisa dipenuhi sang ayah

Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu Pagi (23/1) sekira pukul 08.00 Wita, ketika kedua orang tua korban sedang tidak berada di rumah.

Menurut laporan Polsek Bulagi, kronologi kejadian bermula pada Sabtu (22/1) pukul 20.00. Saat itu korban berinisial AL (14) meminta sang ayah, RL (39) untuk membelikanya HP Android.

Tapi karena RL mengaku belum punya uang, sehingga meminta korban untuk bersabar. Usai menjawab pertanyaan korban, RL langsung masuk kamar.

“Papa Belum ada, Uang Sabar dulu,” singkat jawaban RL menyahuti permintaan anaknya malam itu.

Keesokan pagi, sekira pukul 07.00 ibu korban, PS (39) meninggalkan rumah dengan maksud berobat ke salah seorang dokter gigi di salah satu desa di Kecamatan Bulagi Selatan. Sedang ayah korban, pergi ke pondok dekat pantai, yang berjarak sekitar 50 Meter dari rumahnya.

PS, yang lebih dulu pulang rumah, tiba-tiba terkejut saat melihat anaknya sudah tak bernyawa, dalam kondisi tergantung pada seutas tali nilon sepanjang dua meter di ruang tamu.

Tak berpikir panjang, sang Ibu langsung mengambil pisau, memeluk tubuh korban, kemudian memotong tali gantungan.

Tak kuasa, sang ibu, kemudian memeluk tubuh korban, sambil menangis dan berteriak, hingga terdengar ke telinga sang ayah yang masih berada di pondok dekat pantai. Setibanya di rumah, pun terkejut, lalu berteriak meminta pertolongan ke warg desa.

Hingga akhirnya, Personil Polsek Bulagi, unit Reskrim mendatangi TKP untuk mengambil gambar dokumentasi, dan berkoordinasi dengan pihak keluarga korban dan pemerintah desa setempat.

Polisi mengusulkan ke pihak keluarga untuk dilakukan otopsi/Visum Et Revertum, Namun pihak keluarga menolak. Polisi kemudian, membuat surat penolakan, dan serta membuat laporan. (Rif)