Berita

Seriusi Pembangunan BBI, Dinas Perikanan Bangkep Gandeng Universitas Tadulako

Dari kiri : Ketua TIm Peneliti (Ir. Zakira Raihani Yala, M.Si), Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Perekonomian dan Keuangan (Kondrand D. Galala), dan Kepala Dinas Perikanan (Tommy B. Luasusun) dalam pelaksanaan Studi awal Kelayakan dan Detil Engineering Design (DED) Balai Benih Ikan (BBI), Jumat (27/5). [FOTO : RIFAN/LUWUK POST]
SALAKAN, LUWUK POST-Rencana pembangunan Balai Benih Ikan (BBI) di Banggai Kepulauan (Bangkep) kian serius digenjot. Untuk itu, Dinas Perikanan telah berinisiatif menggandeng Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako (UNTAD) Palu.

Studi awal Kelayakan dan Detil Engineering Design (DED) Balai Benih Ikan (BBI) yang digelar di ruang Rapat Kantor Bupati pada Jumat (27/5) menjadi langkah awal Dinas dalam menyeriusi program tersebut.

Ketua Tim Peneliti, Ir. Zakira Raihani Yala, M.Si mengatakan, pembangunan BBI di Bangkep setidaknya bisa berpotensi mendukung program pengembangan budidaya perikanan di sejumlah daerah di Propinsi Sulawesi Tengah.

“Kita pernah di tahun 2007 pernah punya membutuhkan benih Ikan Kerapu untuk KJA. Dananya, hanya Rp 750 juta. Bayangkan, kami butuh Ikan Kerapu, jauh sekali. Karena harus ke Bali,” tutur Ir Zakira saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.

Selain membutuhkan proses yang cukup lama, karena harus melalui proses karantina dan sebagainya, menurut Ir Zakirah, biaya transporatasi yang harus dirogoh untuk pembelian benih juga akan cukup besar. Dikarenakan jarak yang ditempuh cukup jauh.

Sehingga, lanjut dia, akan sangat luar biasa jika di BBI sudah ada di Bangkep, terlebih lagi kawasannya cukup luas. Karena hal itu akan memudahkan berbagai program, baik dalam bentuk proyeksi daerah mau pun untuk penelitian.

“kalau ada penelitian atau proyeksi-proyeksi lainnya, tidak usah ke Bali, lebih banyak ongkos pesawatnya. Sedangkan di sini (Bangkep) kan tidak,” ujarnya.

Ir. Zakirah menilai, perairan Bangkep untuk pengembangan budidaya perikanan paling berkualitas, dibandingkan daerah lain yang pernah dikunjunginya. Sehingga ia berharap, lahan BBI harus lebih luas mengingat pengembangannya ke depan.

“ya kalau bisa lima hektar. Atau sepluluh hektar pun boleh, untuk pengembangannya di sepuluh sampai dua puluh tahun yang akan datang. Agar jangan BBI kita kalah kualitas dari inovasi BBI yang ada di daerah lain,” tandasnya.

Ditemui awak media ini usai kegiatan, ia mengatakan, dalam penelitian ini, pihaknya sangat membutuhkan dukungan dari Pemerintah Daerah. Sebab, masih ada beberapa permasalahan yang harus diselesaikan untuk tiga pilihan lokasi pembangunan BBI.

Ia juga berharap Dinas Perikanan tidak dibiarkan bekerja sendiri dalam hal ini. semua perangkat daerah dan pemangku kepentingan yang ada harus partisipatif. Sehingga pembangunannya lebih cepat terealisasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan, Tommy B. Luasusun kepada media ini mengatakan, pihaknya belum bisa berkomentar lebih jauh dalam pembangunan BBI tersebut.

Namun demikian, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar seluruh tanggugn jawab Dinas yang belum terealisasi di tahun-tahun sebelumnya, bisa segera terealisasi untuk kepentingan masyarakat dan daerah kedepannya.

“kita berupaya saja, supaya apa yang belum terlaksana di tahun-tahun sebelumnya bisa segera terealisasi, demi kepentingan masyarakat dan daerah ini kedepan,” tukasnya. (Rif)