Berita

Peningkatan Ekonomi Produktif Masyarakat Bangkep di Kawasan Karst

Foto bersama Sekretaris Daerah (Rusli Moidady), Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sulawesi Tengah, (Ir H. Hasmuni Hasmar) bersama tim kerjanya dan Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS (Prof. Dr. Ir Budiaman, MP) selaku pemateri, bersama undangan lainnya, usai kegiatan sosialisasi, Senin (29/8). [FOTO : ISTIMEWA]
SALAKAN, LUWUK POST – Ketersediaan Sumber Daya Alam, terutama Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Kawasan Karst Banggai Kepulauan, menarik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, untuk mendorong peningkatan ekonomi produktif bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan itu.

BKSDA mengawali langkahnya dengan menggelar Sosialisasi tentang Peningkatan Ekonomi Produktif, Senin (29/8) di Bonua Kafe, yang dihadiri Sekretaris Daerah (Rusli Moidady), Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sulawesi Tengah, (Ir H. Hasmuni Hasmar) bersama tim kerjanya dan Prof. Dr. Ir Budiaman, MP selaku Pemateri, serta undangan lainnya.

<Bupati, dalam sambutannya yang dibawakan Sekretaris Daerah mengaku, menyambut baik sosialisasi itu, Sebab Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam penelitiannya mencatat bahwa Banggai Kepulauan memiliki keanekaragaman ekosistem memadai, mulai dari ekosistem hutan, karst, dan sebagainya.

“Ini, sangat menunjang penjaga keseimbangan ekosistem, sumber pangan alternatif, potensi ekosistem, dan sebagai identitas wilayah,” kata Rusli.

Salah satu bagian dari ekosistem yang disebutkan Sekretaris Daerah dalam kegiatan sosialisasi, yakni beberapa jenis Lebah yang dikenal cukup produktif menghasilkan madu alam, diantaranya Lebah Madu Pohon, Lebah Batu, dan Lebah Propolis. Potensi itulah yang sejauh ini diolah masyarakat sebagai salah satu sumber pendapatan ekonomi.

Produksi madu alam di Bangkep, tidak bisa dipungkiri masih diperhadapkan dengan persoalan ketersediaan pasar. Penjualannya, sejauh ini masih cenderung mengandalkan pasar lokal. Meski begitu, hasil yang diperoleh masyarakat cukup memuaskan. Bahkan, masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Kehati Kokolomboi bisa meraup keuntungan jutaan rupiah perbulan.

Olehnya, sesuai dengan program pengentasan kemiskinan yang diusungnya sejak awal, Bupati berharap dukungan dari berbagai pihak terkait untuk lebih partisipatif dalam berbagai program peningkatan ekonomi seperti ini.

“Saya juga menghimbau kepada seluruh peserta sosialisasi agar mengikuti dengan seksama dan segera melakukan tindak lanjut atas hasil sosialisasi tersebut,” harapnya.

Kepala DLH Banggai Kepulauan, Ferdy Salamat juga menyatakan dukungan penuh terhadap sosialisasi tersebut. Sebab, menurutnya, berdasarkan Visi perlindungan dan pengelolaan ekosistem karst di Banggai kepulauan, perencanaan pengelolaan dari penataan fungsi hingga pemanfaatan kehutanan menjadikan ekosistem karst sebagai “pintu depan” dan exit strategy bagi pengelolaan ekosistem karst di level Provinsi.

Hal itu, terutama berkaitan dengan upaya untuk menunjang pembangunan daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat, salah satunya melalui pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pemanfaatan yang berkelanjutan seperti pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, menjadikan salah satu fauna yaitu lebah sebagai penghasil madu hutan alam yang potensial.

“Diantaranya produksi madu alam dari jenis-jenis lebah madu pohon, lebah batu dan lebah propolis telah dipanen oleh masyarakat kelompok madu yang tersebar di banggai kepulauan, sebagaimana disampaikan Sekda tadi,” terang Ferdy.

Saat ini, sebagian besar perekonomian wilayah banggai kepulauan masih berbasis pada sumber daya alam. Pentingnya kegiatan peningkatan kapasitas sdm dan peningkatan ekonomi produktif.

Kawasan Ekosistem Karst Banggai Kepulauan saat ini, diharapkan dapat menunjang program utama bupati untuk mengurangi kemiskinan di banggai kepulauan. Karena itu, ia berharap kegiatan tersebut kegiatan ini dapat menyatukan persepsi kita dan masyarakat kita untuk selalu melindungi dan melestarikan kekayaan sumber daya alam yang ada di Banggai Kepulauan,”

Untuk diketahui, selain menggelar kegiatan sosialisasi peningkatan ekonomi produktif untuk masyarakat di kawasan karst, BKSDA Sulawesi Tengah juga memberikan bantuan modal untuk kelompok Madu Pau Lipu Paisubatu sebagai salah satu kelompok petani madu aktif di Banggai Kepulauan. (Rif)