BeritaBudayaDaerah

Dinas Pendidikan Gelar Sosialisasi Pemajuan Kebudayaan, Kadisdik : dibutuhkan karakter budaya untuk menjaga kelestarian, kebhinekaan dan martabat kita

Kepala Dinas Pendidikan, Syafrudin Hinelo bersama Tokoh Adat Batomundo’an Banggai pada kegiatan Sosialisasi Pemajuan Kebudayaan, Rabu (7/9). [Foto : DKISP Banggai]
Luwukpost.id, Luwuk –Tradisi dan kebudayaan lokal di Kabupaten Banggai harus menjadi karakter budaya yang tidak boleh tergerus oleh efek dari kemajuan teknologi informasi. Penegasan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Banggai, Syafrudin Hinelo saat membuka kegiatan Sosialisasi Pemajuan Kebudayaan Dalam Rangka Pelestarian Tradisi Budaya Kabupaten Banggai, Rabu (7/9/2022), di Hotel Dinasty, Luwuk.

“Ketika kita diperhadapkan dengan kemajuan era industrialisasi 4.0, ruang-ruang publik kita akan terbuka dan dimasuki oleh teknologi informasi yang kita tidak bisa mengelak darinya. Sehingga dibutuhkan karakter budaya untuk menjaga kelestarian, kebhinekaan, dan martabat kita,” ujarnya.

Menurut Didi sapaan akrab Kadisidik, pentingnya menjaga kelestarian tradisi lokal merupakan upaya untuk membendung dan menyaring arus informasi yang begitu cepat dan masif memasuki ruang-ruang publik, sebagai konsekuensi dari kemajuan teknologi informasi yang tidak terelakkan.

Dalam kesempatan itu juga, Kadisdik menyampaikan apresiasi atas peran dari komunitas-komunitas pegiat seni dan budaya yang telah menghidupkan tradisi lokal Babasalan melalui sejumlah kegiatan seperti festival seni maupun budaya.

Kreatifitas dalam memoles suatu kegiatan di bidang seni budaya sehingga menimbulkan daya tarik masyarakat, merupakan tantangan bagi pemerintah daerah.

“Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan harus mempunyai daya tarik agar makna dari kegiatan itu betul-betul tercermin dan tertanam dalam benak kita,” tandasnya.



DIALOG BUDAYA

Dalam kegiatan itu, dialog budaya menjadi bagian sosialisasi, dimana Disdik menghadirkan salah satu pegiat sastra dan budaya Banggai, Suparman Tambuyak yang didaulat membawakan materi tentang Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK).

Untuk diketahui Suparman merupakan salah satu pegiat sastra dan budaya Banggai yang menggeluti sastra lisan etnis Saluan. Dan diantara karya Suparman yakni, Buku “KESIK: Kumpulan Cerita Rakyat Saluan”, saat ini tengah digarap menjadi film animasi oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI.

Suparman menilai, pengelolaan OPK yang baik akan berefek langsung pada sektor ekonomi kreatif.

“Muaranya pada ekonomi kreatif. Kita bisa berkaca pada seniman-seniman di pulau Jawa yang menghabiskan masa hidupnya di atas panggung, karena pemanfaatan OPK bagi mereka adalah sesuatu yang memberikan manfaat secara ekonomi, di samping penyaluran ideologi dan politik mereka, dan tentunya membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah,” pungkas Suparman.

Ada sepuluh item OPK yang menjadi fokus pemerintah, terdiri dari adat istiadat, seni, ritus, teknologi tradisional, pengetahuan tradisional, manuskrip, bahasa, olahraga tradisional dan permainan rakyat, tradisi lisan, dan cagar budaya.
Selanjutnya, dalam pemaparan materi tentang ritus daur hidup suku Saluan di Pagimana, Alwi Madjid berharap, forum tersebut dapat menggali tradisi-tradisi lokal di Banggai yang belum terdokumentasi.

Sophansyah Yunan, tokoh adat Batumondo’an, menyarankan agar pihak-pihak terkait rutin menggelar forum diskusi sehingga tercipta dialog budaya yang membahas berbagai tradisi lokal yang ada di Banggai.

Mereka berharap, kegiatan-kegiatan yang diinisiasi oleh pemerintah daerah, khususnya di bidang seni dan budaya, tidak sekadar slogan dan acara seremonial belaka.

“Pemajuan kebudayaan tidak boleh hanya jadi slogan, tapi bisa bergerak ke arah yg lebih baik,” ujar pegiat seni lainnya, Yati Tapo.

Selain dihadiri jajaran Disdik Banggai, kegiatan sosialisasi turut dihadiri para peserta sosialisasi yang terdiri dari tokoh adat Batumondo’an, serta pegiat seni dan budaya, seperti, Komunitas Zombie Nambo, Bengkel Teater Cahaya binaan Yati Tapo, Laboratorium Art Polabotan, Komunitas Seni Rompong. (*/Mjd)