Luwukpost. id – Dalam rangka memperingati hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Organisasi non Profit Yayasan Penyu Indonesia (YPI) bekerja sama dengan Aliansi Konservasi Tompotika (AlTo) menggelar edukasi perlindungan penyu di SDN Pembina Luwuk, pada Sabtu, 5 November 2022.
Edukasi perlindungan itu menyasar siswa-siswi kelas enam dan terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Penyu adalah satwa langka dan telah dilindungi oleh undang-undang no. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnnya. Hingga saat ini populasinya terus berkurang. Persoalan ini ditengarai akibat dari kerusakan habitat dan juga disebabkan oleh eksploitasi manusia, seperti perburuan dan perdagangan telur, daging, maupun bagian tubuhnnya.
Penyu sisik (Eretmochelis imbricata) mendapatkan ancaman lebih karena keindahan karapasnya. Membuatnya diburu untuk dijadikan bahan baku perhiasan seperti cincin, gelang, kipas tangan, hiasan rambut, atau dibuat opsetan untuk hiasan dinding.
Di tahun 2020, YPI mencatat terdapat lebih dari 12 ribu item produk yang diperdagangkan di 16 kota di Indonesia. Tentunya ini sangat mengkhawatirkan bagi populasi penyu sisik yang menurut beberapa ahli telah menurun hingga 90% sejak 100 tahun terakhir. Diprediksi hanya tersisa ribuan ekor induk penyu dewasa.
Beberapa hal itu disampaikan oleh Muhamad Jayuli, Program Manager YPI kepada siswa siswi yang mengikuti kegiatan. Ia menambahkan edukasi kepada masyarakat akan terus dilakukan untuk mengurangi permintaan pasar sebagai upaya untuk memutus rantai perdagangan.
“Edukasi sejak dini terhadap pelajar ini sangat penting, dan nantinya diharapkan mereka bisa mengerti pentingnya turut mencintai, menyayangi dan mempunyai rasa peduli terhadap penyu. Kami juga berharap dari pengetahuan yang mereka terima dapat ditularkan kepada orang lain,” imbuh pria yang biasa disapa Jayuli itu.
Siapa lagi yang akan peduli terhadap berbagai hewan langka dan dilindungi jika bukan generasi muda, khususnya penyu ini. “Kami berharap semua pihak turut peduli dan malporkan kepada pihak yang berwajib jika menemui perburuan atau perdagangan penyu,” imbau Jayuli
Sujesman Elu, Kepala Sekolah SDN Pembina mengatakan berterima kasih kepada YPI dan AlTo telah memberikan edukasi kepada siswa-siswi di sini.
“Memang penting untuk memberikan pemahaman bahwa satwa yang terancam punah itu dilindungi sejak dini, kalau tidak mereka akan hanya dapat cerita saja” imbuh pria yang biasa disebut Pak Iman itu. (tr-10)