
Andi Hartati S Sos,MA Alumnus Program Magister Ilmu Politik UGM. [Foto : Istimewa]
Luwukpost.id, Luwuk — Walau masih menyisakan setahun lagi sebelum pelaksanaan Pemilu Serentak 2024, akan tetapi hiruk pikuk politik mulai memanas. Berlaku secara sistematis, dari pusat merasuk mempengaruhi daerah Kabupaten/Kota, dimana masing-masing parpol mulai menjalankan mesin poltik.
Salah satu akademisi, yang merupakan alumnus Program Magister Ilmu Poltik Universitas Gajah Mada (UGM), Andi Hartati mengungkapkan, mengenai konteks ‘Wajah Banggai Baru’, baik Petahana maupun Kandidat baru mempunyai peluang yang sama.
Menurut Andi Hartati, khusus untuk para kandidat ‘Wajah Banggai Baru’ dapat memanfaatkan pemilih kategori swing voters atau mayoritas pemilih intelektual milenial kritis yang dapat berubah walau sebelumnya memilih Petahana.
“Sedangkan undecided voters merujuk pada kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan,“ jelas Andi Hartati.
Tidak terkecuali masyarakat di Kabupaten Banggai. Termasuk Ibu rumah tangga yang justru berpotensi akan dimanfaatkan kontestan Wajah Banggai Baru, sebab mereka tidak melandasi pilihan berdasarkan ketokohan.
“Apalagi dampak inflasi yang sangat dirasakan mayoritas ibu rumah tangga,” ungkapnya Sabtu (25/2/2023).
“Ketokohan tidak menjamin masyarakat memilih, apalagi di kalangan para ibu rumah tangga. Mereka menjadi tipikalis pragmatis, hanya memilih kandidat yang turun langsung berinteraksi di lapangan,” tambah Akademisi yang menggeluti hobi sebagai penulis buku-buku politik ini.
Ditambahkan, wajah banggai baru kedepan juga akan menggunakan unbelieve (ketidakpercayaan). Kenapa harus seperti itu, sebab telah menjadi ketentuan dalam tatanan pemerintahan selalu ada kelas masyarakat yang termarginalkan yang kemudian menyeruakan bahwa program-program petahana tidak sampai sesuai harapan masyarakat.
“Nah. Peluang inilah yang akan selalu dimanfaatkan sebagai senjata politik untuk mengubah tingkat kepercayaan masyarakat,” tandasnya.
Menutup pembicaraannya, Andi Hartati yang juga sebagai wakil dekan III fisip Universitas Tompotika turut menyampaikan informasi bahwa dirinya bersama tim, saat ini dalam proses menyusun perencanaan penelitian peta politik nasional di tiga kabupaten dan 1 kota di Sulawesi Tengah. Meliputi Kabupaten Morut,Banggai,Banggai Laut dan Kota Palu. (Tr-10)