Banggai Menuju Indonesia Emas
LUWUK, LUWUKPOST .ID – Diskusi Panel dalam rangka Forum Nasional Analisis Kebijakan resmi dimulai pada Selasa (20/8/2024), di Estrella Hotel Conference, Luwuk.
Dengan mengambil tema “Promoting Public Policy at Its Finest: Dari Banggai Menuju Indonesia Emas 2045,” forum ini mengumpulkan para pemikir, analis, dan pembuat kebijakan dari berbagai kalangan untuk membahas arah kebijakan nasional ke depan.
Diskusi panel ini dibuka oleh Tri Widodo W.U., S.H, M.H, yang menjabat sebagai Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara dari Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI).
Dalam materinya yang berjudul “Membangun Kualitas Kebijakan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045,” Dr. Tri Widodo menyoroti pentingnya peningkatan kualitas kebijakan sebagai langkah krusial untuk mencapai Indonesia Emas.
Ia menekankan bahwa kebijakan yang berkualitas tidak hanya mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang konteks dan tantangan nasional, tetapi juga harus didasarkan pada inovasi dan responsivitas terhadap dinamika global yang terus berkembang.
Berikutnya, Yogi Suwarno, Ph. D, Kepala Pusat Pembinaan Analis Kebijakan LAN RI, mengambil peran sebagai narasumber kedua dengan menyampaikan materi tentang “Optimalisasi Peran Jabatan Fungsional Analis Kebijakan (JFAK)”.
Yogi Suwarno membahas bagaimana peran Jabatan Fungsional Analis Kebijakan bisa dioptimalkan dalam proses perumusan kebijakan yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Menurutnya, para analis kebijakan harus mampu mengoptimalkan peran mereka sebagai jembatan antara data, analisis, dan keputusan kebijakan, sehingga kebijakan yang dihasilkan benar-benar relevan dan efektif dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Narasumber ketiga, Pardamean Panjaitan, S.I.Kom., M.I.Kom, yang merupakan Analis Kebijakan Ahli Muda di Pusat Pembinaan Analis Kebijakan LAN RI, menutup diskusi dengan materi berjudul “Sosialisasi Pengembangan Potensi JFAK melalui Massive Open Online Course (MOOC)”.
MOOC menurutnya sebagai alat strategis untuk memperluas akses pendidikan dan pelatihan bagi para JFAK, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas analisis dan rekomendasi kebijakan.
Selama diskusi, peserta diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dengan mengajukan pertanyaan dan berbagi pandangan mereka. Interaksi ini menambah kekayaan perspektif yang dibahas, serta mengarah pada penggalian ide-ide baru yang dapat diterapkan dalam kebijakan publik.
Diskusi ini bukan hanya ajang bertukar pikiran, tetapi juga diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret dan aplikatif, sejalan dengan upaya Indonesia untuk mewujudkan visi besar pada tahun 2045.
Dengan kehadiran para narasumber yang berkompeten, forum ini menjadi langkah penting dalam menyusun kebijakan-kebijakan strategis yang akan mendukung Indonesia menuju era kejayaan di masa depan.(rls)