Budaya

Upaya Lestarikan Bahasa Saluan, Balai Bahasa Sulteng Luncurkan Buku “Kesik” Karya Suparman

Suasana Peluncuran Kumpulan Cerita Rakyat Saluan “Kesik” karya Suparman Tampuyak belum lama ini. [Foto: Istimewa]

PALU, LUWUK POST – Bahasa Daerah sepatutnya dilestarikan sebagai unsur dari kebudayaan dan kearifan lokal yang dimiliki, seperti yang dilakukan budayawan dan sastrawan Banggai, Suparman Tampuyak yang belum lama ini , buku barunya “KESIK: Kumpulan Cerita Rakyat Saluan” dibedah dan didiskusikan dalam peluncuran buku yang digelar Balai Bahasa Sulawesi Tengah.

Suparman Tampuyak, yang akrab dikenal dengan panggilan Paman itu, merupakan sosok yang konsisten berkontribusi dan berperan secara aktif dalam memajukan sastra dan kebudayaan di Kabupaten Banggai, entah melalui pembinaan-pembinaan di kampus dan sekolah, maupun lewat karya-karya muatan lokal yang sering di gunakan di institusi pendidikan.

“Penulisnya saya sendiri, sedangkan diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah, terdiri 75 halaman, berisikan 4 cerita rakyat yang ditulis dalam bahasa saluan tetapi ada pula terjemahannya,” kata Paman saat ditanyai Pewarta (14/12).

Suparman Tampuyak

Masih perihal esensi bukunya, Paman melanjutkan, “Kesik” menyajikan empat cerita rakyat, yaitu, Batu Bintana, Jenggot Hitam dan Jenggot Putih, Liu nu Bitu’on, dan Kesik. Alasan buku tersebut dikreasikan, karena menurut Paman sendiri, bahasa Saluan wajib didokumentasikan, dilestarikan, dan dikembangkan. Disamping itu, banyak generasi Saluan juga anak-anak yang tidak mengenali sastra daerahnya.

“Selain untuk bahan ajar, buku ini dapat menjadi sarana mengenali, memahami, dan menghayati nilai-nilai budaya dan kearifan lokal,” sambung Alumni Universitas Tadulako Palu itu.

Peluncuran buku hasil terjemahan itu dilaksanakan di Convention Hall Swiss Belhotel Palu (13/12) dan dihadiri oleh perwakilan organisasi perangkat daerah Sulawesi Tengah, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, BP PAUD dan Dikmas, Dinas Pariwisata, Pokja Bunda PAUD, FKIP Universitas Tadulako Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palu, Hiski Komisariat Sulteng, Forum Taman Bacaan Masyarakat Sulteng, kepala sekolah dan guru tingkat pendidikan TK, SD, SMP, SMA, dan MA, komunitas baca, dan wartawan dari media cetak dan media online. (abd)