BANGGAI, LUWUK POST-Insiden tenggelamnya perahu motor cepat di perairan Kecamatan Bokan Kepulauan, ternyata belum memberi efek jera kepada seluruh armada pelayaran. Pengawasan petugas perlu dimaksimalkan.
Kapal laut yang melayani rute Kecamatan Bangkurung, Kabupaten Banggai Laut menuju Luwuk, Kabupaten Banggai justru mengabaikan keselamatan penumpang. “Sampai penumpang bilang syarat muatan karena di bawah penuh kopra dan cengkih. Selain penumpang, muat juga sepeda motor dan ikan,” kata Aswar, warga Luwuk yang ikut dalam penyeberangan.
Kapal laut itu berangkat dari Desa Sasabobok, Kecamatan Bangkurung pukul 11.00 Wita dan tiba di Pelabuhan Rakyat Luwuk sekitar 18.30 Wita, Senin (16/11). Beruntung, tak ada kendala dalam perjalanan. “Tapi kita khawatir juga sebagai penumpang melihat muatan kapal seperti itu,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai Laut Aswin Musa meminta agar semua aturan pelayaran ditaati, termasuk jumlah penumpang. “Intinya semua aturan pelayaran ditaati,” katanya seusai rapat evaluasi bersama pemangku kepentingan terkait beberapa waktu lalu.
Pelayaran dari Bangkurung ke Luwuk atau sebaliknya beberapa kali terjadi insiden. Pada 13 Februari 2019 KM Lapolo Express yang sedang menuju ke Bangkurung dari Pelabuhan Rakyat Luwuk mengalami patah kemudi di Perairan Kecanatan Nambo, Kabupaten Banggai.
Akibatnya kapal laut Lopolo Express berpenumpang kurang lebih 50 orang yang bertolak dari Luwuk terapung-apung selama beberapa jam di perairan Nambo.
Pada 20 Desember 2016, seorang pria secara brutal membacok sejumlah penumpang KM Usaha Baru sesaat setelah kapal bertolak dari Pelabuhan Rakyat Luwuk menuju Kecamatan Bangkurung. Akibatnya tujuh penumpang luka berat. (ali)