Banggai Brother’s

DLH Bangkep Dampingi KLH Survei Taman Kehati Kokolomboi

SALAKAN, LUWUK POST—Pengembangan Kawasan Hutan Kokolomboi, desa Leme-Leme Darat Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) menjadi Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) kian masif dilakukan. Terkait itu, Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) didampingi DLH Bangkep melakukan survei di kawasan itu, Rabu (2/12/2020).

Menurut Kadis DLH Bangkep Ferdy Salamat, survei itu dilakukan sebagai upaya serius DLH dalam rangka penyusunan Detail Engineering Design (DED) Vegetasi Taman Kehati Kokolomboi.

Olehnya itu, pihak Kementrian telah mengidentifikasi keragaman hayati serta kondisi geografis kawasan hutan tersebut.

“Benar. Kemarin kita sudah melakukan survey bersama dua orang dari kementrian sebagai langkah persiapan penyusunan DED-nya. Hari ini hasil survei itu dipaparkan,” kata Ferdy saat ditemui awak Luwuk Post di kantornya, kamis (3/12).

Bagi Ferdy, tujuan dan fungsi kegiatan ini sangat penting untuk memberikan informasi dan pengetahuan mendalam tentang rencana penyusunan DED vegetasi Taman Kehati.

Terlebih yang jadi fasilitatornya sambung dia, adalah pihak yang sangat berkompeten.

Dukungan dari kementrian yang telah mendatangkan dua orang perwakilannya pada kegiatan ini kata Ferdy layak diapresiasi. Sebab dukungan itu akan menjadi pemicu semangat kerja, terutama bagi rekan-rekan sekantornya.

Sementara, Bambang Nooryanto Kepala Seksi Taman Kehati dan Karst Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem KLHK mengatakan, Kawasan Kokolomboi pantas dijadikan Taman Kehati. Sebab, kawasan itu adalah kawasan burung dan juga didukung dengan banyaknya peneliti yang masuk ke kawasan itu.

“Karena itu, Kokolomboi merupakan kawasan Taman Kehati yang dipilihkan para peneliti untuk daerah Bangkep. Sehingga dari sisi itu saja sudah layak,” ucapnya.

Yang penting kata dia, peranan satwa sebagai pengendali hama dan penyerbuk, bisa terjaga. Supaya kelangsungan hidup satwa yang ada di dalamnya bisa bertahan. “Bahkan, dikatakan, saat musim tertentu, ada migrasi burung dari luar negeri yang masuk ke kolomboi. Itu luar biasa,”  nilai dia.

Burung-burung dari luar negeri itu imbuhnya, bisa saja saja bertahan sepanjang tahun, kalau makanannya tersedia sepanjang tahun.

Roemantyo Pakar Ekologi, Pensiunan Peneliti Utama LiPI, juga memberikan dukungan yang sama. Menurutnya, Kokolomboi sudah memenuhi syarat sebagai Taman Kehati sebab ada beberapa spesies kunci yang hidup di dalamnya.

“Iya. Selain burung, ada beberapa jenis tanaman seperti yang disebutkan oleh pegiat kawasan hutan di sana, ada terdapat jenis kayu China di situ dan lain sebagainya,” tukasnya. (tr-01)