BeritaMetro

Dinas TPHP Banggai Genjot Peningkatan Produksi Beras Daerah, Kabid TP : Melalui Sinkronisasi Program Bupati dan Kementan

LUWUK, LUWUK POST – Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP)) Banggai siap menggenjot produksi beras di Kabupaten Banggai.

Peningkatan produksi hasil pertanian tersebut dilakukan dengan singkronisasi program Bupati Banggai dan beberapa program Kementerian Pertanian, seperti realisasi konsep Indeks Pertanaman (IP) 400 dan Integrated Farming yang dapat meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan nilai tambah.

Kepala Bidang Tanaman pangan Dinas TPHP Banggai, Hendra Saadjad menjelaskan bahwa diantara implementasi program Bupati Banggai bagi para petani dalam waktu dekat ini khusus bidang tanaman pangan yakni mesin pasca panen, berupa pemberian bantuan alat panen padi (combine) yang berjumlah 15 unit.

“Mesin Combine yang bersumber dari APBD tersebut disamping bantuan Bupati berjumlah 6 unit yang bersumber dari APBD sisanya berasal dari Pokok pikiran (Pokir) anggota legislatif,” tandasnya kepada Luwuk Post, Selasa (10/5).

Selain mesin panen combine, bantuan alat pertanian lainnya dan bersumber dari APBN adalah mesin colour sortir berjumlah 1 buah. Dan baru kali ini Kabupaten Banggai menerimanya, sebab Kementan mensyaratkan kelompok tani yang menerima haruslah yang mempunyai sertifikat PSAT.

“Dengan mesin colour sortir beras ini, para petani bisa menghasilkan beras premium, sebab mesin dapat memilah mana beras berwarna putih bersih dan coklat,” ungkapnya.

Sedang, program Kementerian Pertanian (APBN), lanjut Hendra, realisasi konsep IP 400 di daerah Banggai diterapkan pada Kecamatan Toili dengan total luasan Ip400, 2005 Ha.

“Pola atau konsep IP 400 artinya petani menanam dan memanen padi sebanyak empat kali dalam setahun dengan mengefektifkan masa tanam. Selama dalam kurun tiga bulan petani diharapkan harus mampu menanam padi dari mulai persemaian, olah tanah sampai panen,” terang Enda sapaan Kabid penyuka olahraga ekstrim motorcross ini.
Sebelumnya, para petani dilokasi tersebut masih menerapkan konsep IP 300 dimana menanam dan memanen padi dilakukan tiga kali dalam setahun dan dilanjutkan dengan tanaman pertanian lainnya seperti palawija.

Mengenai program Integrated Farming, diproyeksikan sebagai konsep pertanian masa depan yang berkelanjutan. Konsep ini terbukti menguntungkan karena semua proses bertaninya saling berkaitan baik tanaman pangan maupun peternakan.

“Program Kementan Integrated Farmming yang direalisasikan diterapkan pada Kecamatan Toili dan Moilong dengan total luasan 30 Hektar, dibagi masing-masing 15 ha pada setiap titik. Berbasis tanaman pangan jenis jagung yang dikolaborasikan dengan kegiatan peternakan, perikanan serta perkebunan lainnya,” pungkasnya.

Hendra berharap dengan sinkronisasi program Bupati Banggai dan program Kementerian Pertanian diharapkan bukan hanya menggenjot peningkatan produksi beras daerah tetapi juga dapat mensejahterakan petani serta masyarakat di Kabupaten Banggai pada umumnya. (tr-10/mjd)