Berita

Singgung Pariwisata, Pj. Bupati Bangkep Sampaikan Konsepsi ‘Summer Course Poject’ 

Pj. Bupati Bangkep, Ikhsan Basir saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan FGD model pembangunan berkelanjutan desa berbasis Akuntabilitas, Kolaborasi Stakeholders dan Karakeristik Desa oleh Tim Peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako, Selasa (9/8). [FOTO : RIFAN/LUWUK POST]
SALAKAN, LUWUK POST-Pj. Bupati Banggai Kepulauan (Bangkep), Ikhsan Basir memberikan gambaran konsepsinya dalam hal pemasaran pariwisata, yang ia sebut, ‘Summer Course Project’ atau Proyek Belajar Musim Panas.

Hal itu disampaikan Pj. Bupati saat membuka kegiatan FGD Model Pembangunan Berkelanjutan Desa (SDGs Desa) berbasis Akuntabilitas, Kolaborasi Stakeholders dan Karakeristik Desa oleh Tim Peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako, di Aula Inspektorat Selasa (9/8).

“Untuk Pariwisata, saya sedang memikirkan yang namanya Summer Course Project’ atau proyek musim panas,” sebut Pj Bupati.

Ikhsan menjelaskan, proyek tersebut berkaitan dengan budaya Bangsa Eropa yang memanfaatkan musim panas untuk berlibur. Lewat proyek itu, pengelola pariwisata lokal diharapkan bisa menarik wisatawan eropa, terutama pelajarnya untuk berkunjung di Bangkep.

Dalam konsep itu, wisatawan bukan saja bisa menikmati destinasi wisata, melainkan mereka juga bisa mengeksplorasi budaya dan nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat.

“Dalam ruang lingkupnya, ada semacam pertukaran pelajar, yang kemudian kita padankan. Ada ‘counterpart’nya atau pasangannnya. Artinya, orang bule ini yang pelajar, kita pasangkan dengan pemuda lokal,” bebernya.

Wisatawan itu, lanjut dia, nantinya akan belajar tentang kebudayaan masyarakat secara langsung, baik kepada nelayan mau pun petani. Sehingga, petani dan nelayan bisa menjadi narasumber.

“Karena orang bule ini tidak tahu ‘lifehool’ atau cara masyarakat kita ini mencari uang seperti apa. Terus isu gender, isu lingkungan, trus mereka juga bisa belajar bahasa indonesia, bahkan bahasa banggai mereka bisa pelajari,” terangnya.

Jadi, sambung dia, ada pola pendidikan harian bagi wisatawan dari Pukul 08.00 sampai 16.00. Tapi prosesnya dipandu oleh pemuda lokal itu.

Pj Bupati mengaku pernah akan mencoba konsep itu melalui pamflet di Togean saat masih di Disnakertrans. “Mungkin di sini bisa dicoba lagi. Karena, ini belum sempat dicoba,” tuturnya.

Bahkan, menurutnya, Dosen UGM tertarik untuk melaksanakan proyek buah pikirannya itu. Sehingga, Ia berharap program itu bisa dijadikan referensi untuk tata kelola pemasaran di tingkat nasional. (Rif)