Opini

KENALI PPOK DAN SEGERA BERHENTI MEROKOK

Penyakit paru obstruktif kronik atau sering disingkat PPOK adalah penyakit paru yang ditandai oleh hambatan aliran udara di paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan saat bernafas. Hambatan di paru-paru muncul akibat adanya peradangan yang menyerang paru-paru dalam jangka waktu yang lama dan panjang. Penyakit bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan dari keduanya adalah dua kondisi yang paling sering berkembang menjadi PPOK. Badan kesehatan dunia (WHO) menyebut PPOK merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia, sedangkan di Indonesia sendiri berdasarkan data riset kehatan dasar 2013 prevalensi PPOK mencapai 3,7% atau sekitar 9,2 juta jiwa yang mengalami PPOK.

Gejala PPOK sulit dibedakan dengan gejala penyakit pernapasan lainnya tanpa adanya pemeriksaan dari dokter. Beberapa gejala yang biasanya dialami penderita PPOK antara lain;

  1. Batuk kronik dengan/tanpa dahak dan tidak kunjung sembuh
  2. Makin sering tersengal-sengal bahkan saat melakukan aktivitas fisik yang ringan seperti bergantai pakaian
  3. Mengi atau sesak nafas disertai bunyi
  4. .Lemas (kehilangan kemampuan produktivitas)
  5. .Rasa berat di dada
  6. Berat badan tiba-tiba menurun
  7. Terjadi pembengkakan di kaki

Awalnya, PPOK sama sekali tidak menunjukan gejala. Gejala akan terasa ketika penyakit ini sudah diderita selama bertahun-tahun dan sudah ada kerusakan di paru-paru. Jika gejala PPOK sudah muncul, gejalanya akan dapat terus memburuk atau bersifat progresif. Gejala tahap lanjut PPOK yang sudah memburuk ini disebut dengan eksaserbasi. Gejala eksaserbasi PPOK dapat berupa lendir yang berlebihan, perubahan atau kekentalan pada lendir, rasa sesak yang terus meningkat pada dada, ketidakmampuan mengatur nafas serta berbicara, detak jantung cepat, linglung, dan kuku serta bibir yang membiru. Kondisi eksaserbasi PPOK ini bisa jadi mengancam nyawa penderita.

Rokok memiliki dampak yang sangat buruk buat penyakit ini. Rokok merupakan satusatunya penyebab terpenting untuk PPOK, jauh lebih penting dari penyebab lainnya. Tidak hanya perokok aktif, perokok pasif pun sangat riskan terkena PPOK. Diperkirakan satu dari empat perokokaktif mengidap PPOK. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2005, terdapat 5,4 juta orang yang meninggal akibat penggunaan tembakau, dan hal itu akan diperkirakan terus meningkat menjadi 8,3 juta kematian per tahun pada 2023. Perokok biasanya memiliki kerusakan paru-paru yang membuat tubuh sulit mengalirkan dan mengeluarkan udara dalam saluran nafas. Beberapa dampak merokok pada penderita PPOK antasa lain; kekakuan kantung udara, degradasi dinding antara kantung udara, peningkatan produksi lendir di saluran udara yang
menyebabkan penumpukan lendir yang menyumbat jalan masuk udara. Makin lama paru-paru terpapar racun tersebut maka paru-paru akan lebih banyak mengalami kerusakan. Terdapat faktor resiko lain untuk PPOK selain merokok, yakni pajanan polusi udara (asap kendaraan, debu jalanan, briket batu bara, gas buangan industri, debu vulkanik, asap kebakaran hutan, asap obat nyamuk bakar, asap kayu bakar, asap kompor), usia (gejala penyakit umumnya muncul pada orang diatas 40 tahun), dan faktor keturunan (jika ada anggota keluarga yang mengidap PPOK maka anda juga memiiki resiko lebih tinggi untuk penyakit yang sama).

Jika anda mengalami gejala-gejala yang telah dipaparkan di atas, sangat penting bagi anda untuk mendapatkan perawatan medis yang rutin dan tidak terputus. Penderita yang mengenali munculnya gejala PPOK lebih awal akan sangat diuntungkan karena penderita dapat segera menentukan upaya-upaya pencegahan yang harus segera dilakukan untuk mencegah penyakit semakin memburuk. Anda harus selalu disiplin dalam memenuhi janji temu dengan dokter anda serta mengikuti semua anjuran dan pengobatan oleh dokter. Berhenti merokok adalah langkah terbaik untuk mengurangi resiko PPOK serta sangat efektif untuk memperlambat perburukan dari kondisi penyakit tersebut. Tidak merokok akan membuat anda terhindar dari racun-racun yang terkandung dalam rokok serta melindungi orang-orang di sekitar anda terhadap faktor resiko dari penyakit-penyakit akibat rokok. Berhenti merokok juga sudah pasti membantu anda lebih hemat dalam pengeluaran sehari-hari. Jika anda tidak merokok maka jangan mulai merokok dan hindari paparan asap rokok yang merupakan pencegahan untuk penyakit ini. (*)