BANGGAI, LUWUK POST-Aktivitas belajar-mengajar di lembaga pendidikan belum normal. Sistem pembelajaran daring dan luring tetap diberlakukan hingga saat ini.
Kepala SMP Negeri 2 Banggai, Arifuddin Panguale, mengatakan sebelumnya pihaknya telah menyiapkan tempat cuci tangan di setiap kelas, lalu mengatur jarak tempat duduk siswa hingga sif pada proses pembelajaran. “Kalau tidak sif, jaga jaraknya tidak memenuhi,” katanya, Rabu (9/9).
Rata-rata, SMP Negeri 2 Banggai memiliki 30 siswa di setiap ruang kelas. Karena dibagi sif, dalam sekali masuk hanya sekitar 15 orang saja. “Sudah diatur, sudah ditempel,” tuturnya.
Selain itu, pihak sekolah telah membeli alat pengukur suhu tubuh, masker untuk siswa, serta pelindung wajah bagi tenaga pendidik. “Jaga di pintu pagar sekolah diukur dulu, kalau tidak bisa dikarantina,” paparnya.
Namun, sekitar awal Agustus 2020 terbit surat edaran Gubernur Sulawesi Tengah, lalu ditindaklanjuti Bupati Banggai Laut. Surat itu belum mengizinkan pembelajara di sekolah hingga batas waktu yang belum ditentukan. “Tidak jadi kita masuk, padahal kita sudah siap,” ucap dia.
Arifuddin mengakui hingga saat ini belum ada surat edaran terbaru terkait sistem pembelajaran di sekolah. Sehingga saat ini pihaknya masih menerapkan pola daring dan luring. “Guru-guru ini turun di lapangan, memang ada titik-titik. Sampai Posos Lalong, Monsongan, saat ini mereka di Gonggong,” jelas dia.
Meski begitu, tak menyurutkan semangat dewan guru untuk memberikan pelajaran. Orangtua siswa juga sangat merespons positif. “Malah ada yang siapkann rumah, saya bilang jangan sampai di atas 10 orang dalam satu titik,” ujarnya.
Sekolah yang beralamat di Desa Lampa, Kecamatan Banggai ini membagi dalam tiga tim. Pola pembelajarannya, Senin hingga Kamis guru-guru yang berkunjung ke siswa, lalu Jumat dan Sabtu siswa yang ke sekolah untuk mengantar tugas. “Mereka semangat, saya pesan jaga kesehatan karena kita tidak tahu penyakit ini,” tuturnya. (ali)