Berita

Guna Perbaikan Data Vaksinasi, Polres Bangkep Sarankan Pemutakhiran Adminduk Ke Pemda

Wakapolres Bangkep, Kompol Hamdan, S.Kom.,M.Si bersama Kasat Pol-PP serta sejumlah pejabat Pemda Bangkep lainnya, saat melaksanakan vaksinasi di Pol-PP, Senin (10/1). [FOTO : RIFAN/LUWUK POST]
SALAKAN, LUWUK POST-Program percepatan vaksinasi di Banggai Kepulauan (Bangkep) masih terkendala dengan validasi administrasi kependudukan (adminduk). Karena itu Polres Bangkep menyarankan agar Pemerintah Daerah memutakhirkan data kependudukan.

Wakapolres Bangkep, Kompol Hamdan, S.Kom.,M.Si menjelaskan, kendala utama percepatan vaksinasi saat ini, terletak pada soal validasi data kependudukan. Masih banyak nomor identitas kependudukan yang tidak valid ketika dicek secara online.

“Ada yang namanya tercatat sudah vaksin. Tapi ketika NIK-nya diperiksa secara online, itu tidak ditemukan. Nah yang tidak terdaftar online ini, yang bikin kita masih tercatat masih rendah,” jelas Wakapolres, di sela-sela kesibukannya mengawal vaksinasi di tiap OPD, Senin (10/1).

Lanjut, Wakapolres, pun banyak warga yang masih tercatat sebagai penduduk, tapi tidak berada di tempat. Biasanya kerja di luar daerah, misalnya di Kalimantan, Makassar, dan daerah lainnya.

Karena itu, Wakapolres, atas nama institusi telah menyarankan ke pemerintah daerah terutama ke Dinas Dukcapil untuk melakukan pemutakhiran data kependudukan. Sehingga capaian data vaksinasi lebih akurat.

“Saya juga sudah bicara ke Pak Wakil Bupati dan Sekda supaya data kependudukan diperbaiki. Agar hitungan capaian vaksinasi kita, akurat,” tutur Kompol Hamdan.

Disebutkannya, hingga saat ini capaian vaksinasi di Bangkep sudah mencapai angka 70 Persen. Tapi karena capaian itu, telah menyeberang tahun, sehingga target bertembah hingga 100 Persen sampai Bulan April 2022.

“Kita diberikan kesempatan sampai Bulan April tahun ini, untuk mencapai angka 100 Persen. Tapi, kalau sudah tembus 90 Persen di Bulan Maret, itu sudah cukup aman,” terangnya.

Wakapolres juga tak lupa mengingatkan ke masyarakat, terutama bagi yang sudah divaksin agar bisa membantu memberikan pemahaman dan motivasi ke warga yang belum divaksin, bahwa vaksin tidak berbahaya sebagaimana hoax yang beredar di masyarakat. (Rif)